Hanya butuh 3 Hari, Mahasiswa ITN Malang Juarai Lomba Rendering 3D Arsitektur IAI Malang
Ahmad Anas Ardhiansyah mahasiswa Arsitektur S-1 ITN Malang juara 1 Lomba Rendering 3D Arsitektur, Parade Arsitektur Nasional 2022, IAI Wilayah Malang pada Maret 2022. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Ahmad Anas Ardhiansyah mahasiswa Arsitektur S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang merah juara 1 Lomba Rendering 3D Arsitektur, Parade Arsitektur Nasional 2022, yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Malang pada Maret 2022 lalu.
Ardhi sapaan akrab Ahmad Anas Ardhiansyah tidak mengira, waktu tiga hari yang tersisa menjadikannya juara satu. Mengusung tema “Realistic and Detail” Lomba Rendering 3D Arsitektur ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan Parade Arsitektur Nasional, Arsitektur Hari ini: Menelusuri Ruang dan Waktu.
“Sebenernya waktu yang disediakan oleh panitia untuk mengerjakan renderan 3-4 minggu. Namun, karena sedikit terlambat mendapat info, jadi saya mengejar waktu untuk bisa mengerjakan rendernya pada seminggu akhir,” ujarnya saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp beberapa waktu lalu.
Menurut mahasiswa semester 2 Arsitektur S-1 ITN Malang ini, waktu yang tersisa tiga hari ia manfaatkan seefektif mungkin. Hari pertama Ardhi mulai memodifikasi modeling bangunan dan environment (lingkungan) sekitar bangunan. Kemudian hari kedua, ia mulai men-setting material bangunan, lighting (pencahayaan), dan environment. Dan, di hari ketiga baru dilakukan rendering final image, termasuk postpro (post production), dan photoshop. Render dan post production ini fungsinya untuk pemanis desain rendering.
Baca juga : Visiting Lecturer UTHM Malaysia Ajarkan Architectural Design Process
Ardhi harus merender desain yang sudah disediakan oleh panitia. Merupakan bangunan di perumahan Darus Sakinah yang berada di Gresik, Jawa Timur, dan merupakan salah satu karya arsitek Sumarto Prabowo. Menjadi suatu tantangan, selain waktu yang tersisa hanya tiga hari Ardhi harus memakai konsep yang tepat untuk menjadikan bangunan terlihat apik.
Maka, dipilihlah konsep render natural modern. Desain bangunan memiliki konsep minimalis modern. Ini terlihat dari penggunaan material finishing bangunan. Sedangkan natural terlihat dari environment bangunan tersebut yang memiliki banyak tanaman hijau di sudut-sudut bangunan.
“Sebenarnya konsep natural modern ini rendernya lebih detail, dan rumit. Harusnya memakan waktu yang lama. Jadi, waktu tiga hari benar-benar saya fokus (merender),” imbuhnya. Kedetailan dan kerumitan inilah yang membuat desain Ardhi menjadikan istimewa.
Untuk merender bangunan tersebut Ardhi menggunakan SketchUp, 3ds MAX, dan Render Corona. SketchUp merupakan pemodelan 3 dimensi untuk aplikasi gambar arsitektur, desain interior, dan lain-lain. Sedangkan 3ds MAX adalah program standar pembuatan modelling, rendering, dan animasi. Ardhi memanfaatkan 3ds MAX untuk finishing object (hasil akhir rendering). Animasi dan efek 3 dimensi seperti pengaturan cahaya, tekstur, dan pemilihan material memberikan kesan riil pada objek yang dibuat. Sementara, Render Corona memberikan kualitas tinggi, berbasis warna dalam rendering.
“Mengacu pada temanya ya realistic and detail. Yang berarti rendering kali ini lebih berfokus pada realistis atau render menyerupai bangunan asli, dan tidak mengabaikan detail bagian kecil yang terperinci,” jelasnya.
Baca juga : ITN Malang Serahkan Empat Maket Kampung Heritage Kayutangan
Dalam lomba kali kedua yang ia ikuti, Ardhi harus bersaing dengan peserta mahasiswa arsitektur dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dan pelajar SMK sederajat di bidang teknik permodelan dan informasi bangunan. Hal ini menjadi motivasi tersendiri bagi Ardhi.
“Semoga lebih banyak lagi lomba-lomba seperti ini (rendering) untuk mengasah kreativitas mahasiswa arsitektur,” tandasnya. Sebelumnya di tahun 2021 Ardhi pernah mendapat nominasi ke 5, Lumion Challenge 3 – 2021 Special Edition yang diadakan oleh Lumion World. (Mita Erminasari/ Humas ITN Malang)