ITN Malang jadi Co Hosting Bahas Perubahan Iklim di 6th GoGreen Summit and Awareness on Climate Change
Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT, (kanan) saat menerima cenderamata dari Dr. Ir. Bambang Sugiyono Agus Purwono panitia 6th GoGreen Summit and Awareness on Climate Change 2020 di Hotel Santika Premier Malang, Rabu-Kamis (01-02/07/2020). (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID — Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menjadi co hosting pada acara 6th GoGreen Summit and Awareness on Climate Change (KTT GoGreen ke-6 dan Kesadaran tentang Perubahan Iklim) di Hotel Santika Premier Malang, Rabu-Kamis (01-02/07/2020).
Mengusung tajuk “Skenario Sosial Ekonomi dan Konsekuensi Lingkungan dari Aktivitas Manusia yang Menyebabkan Perubahan Iklim” acara yang secara umum membahas tentang perubahan iklim dan antisipasinya ini diikuti oleh dosen dari berbagai universitas dari dalam dan luar negeri.
Dikatakan Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar MT, kegiatan yang awalnya akan dilaksanakan di Pulau Bali tersebut akhirnya dipindah ke Kota Malang dengan protokol kesehatan Covid-19. ITN Malang sebagai co hosting berkolaborasi dengan Universitas Budi Luhur, Polinema dan UMM.
“Semula memang akan kami laksanakan di Bali, tapi akhirnya bergeser ke Malang. Saya sendiri inginnya diadakan di kampus, namun karena mempertimbangkan banyak hal akhirnya diputuskan pelaksanaannya di hotel,” ujar Kustamar saat ditemui di lokasi acara, Rabu (01/07/2020).
KTT GoGreen ke-6 ini menarik perhatian peserta yang hadir. Namun sayangnya dengan kondisi pandemi Covid-19 peserta yang berasal dari luar negeri harus membatalkan kedatangan. Sebagai gantinya peserta yang tidak hadir harus membuat video presentasi.
“Peserta selain dari Indonesia juga berasal dari beberapa negara seperti India, Kanada, Malaysia. Untuk peserta dari luar negeri presentasi dikirim dalam bentuk video dan kita lihat bersama-sama,” imbuh Kustamar.
ITN Malang sendiri dalam KTT GoGreen ke-6 mengirimkan beberapa dosen dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Mulai dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Teknik Sipil, Arsitektur, Teknik Geodesi dan Teknik Lingkungan.
“Acara hari ini bagi ITN cocok untuk FTSP sehingga kami mendelegasikan tujuh dosen sebagai keynote speakers sesuai dengan tema masing-masing jurusan. Sebenarnya semua dosen bisa ikut. Hanya saja tahun kemarin FTI (Fakultas Teknologi Industri) sudah kami libatkan dalam Konferensi Kelistrikan Internasional di Bali, maka sekarang giliran FTSP,” terang Kustamar.
Rektor berharap dengan adanya kegiatan seminar nasional maupun seminar internasional hasil penelitian dan pemikiran dosen bisa dipublikasikan. Lebih bagus lagi bila antar perguruan tinggi bisa berkolaborasi riset, sehingga hasilnya bisa disampaikan dalam seminar nasional/internasional tiap tahunnya.
“Kalau di ITN Malang sudah mengadakan seminar secara rutin tiap tahun dua sampai tiga kali. Kalau ada kendala minimal bisa setahun sekali. Dengan berkolaborasi antar perguruan tinggi, maka diharapkan biaya bisa lebih ringan khususnya dalam acara besar,” tandasnya. (me/humas)
Baca juga: Para Pakar Sumber Daya Air Bahas Konservasi di Seminar FTSP ITN Malang