ITN Malang jadi Tuan Rumah Workshop Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Tahun 2021
Workshop Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Angkatan III Tahun 2021 di ITN Malang. Kika: Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, Sekretaris LLDikti Wilayah VII Dr Widyo Winarso, M.Pd., dan Narasumber, Drs Kuncoro Foe, G.Dip.Sc Ph.D. (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menjadi tuan rumah Workshop Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar bagi Perguruan Tinggi LLDikti Wilayah VII, Angkatan III, IV, dan V Tahun 2021. Selama tiga hari, Senin, Rabu, Jumat (13, 15, 17/12/2021) perwakilan dari berbagai universitas swasta se-Jawa Timur secara bergantian hadir di Aula Kampus 1 ITN Malang.
Menurut Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, jumlah perguruan tinggi di Jawa Timur yang cukup banyak mengharuskan kegiatan dijadwalkan beberapa hari. Ini juga berkaitan dengan protokol kesehatan covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan peserta dalam satu ruangan.
“Workshop kali ini sangat berguna untuk memberi wawasan, menyusun program kurikulum di masa depan. Yang dalam aplikasinya mahasiswa diberi kesempatan mengikuti kegiatan di luar kampus dengan ekuivalen maksimum 60 SKS. Program ini harus kita upayakan untuk mengimplementasikan dengan sunguh-sungguh,” jelas Prof Lomi akrab disapa saat membuka kegiatan pada Senin (13/12/2021).
Baca juga : Institut Terbaik, ITN Malang Sukses Pertahankan Anugerah Kampus Unggulan (AKU) 2021
Dikatakan Prof Lomi, dengan dihadirkannya narasumber Drs Kuncoro Foe, G.Dip.Sc Ph.D, dan Prof Dr Tatik Suryani, M.M, diharapkan kampus tidak lagi meraba-raba dalam pembuatan kurikulum MBKM. “Dengan workshop maka perguruan tinggi bisa mengimplementasikan kurikulum yang mendukung pendidikan dengan menyertakan program MBKM di dalamnya,” imbuhnya.
Sementara Sekretaris LLDikti Wilayah VII Dr Widyo Winarso, M.Pd., memberikan sambutannya secara langsung di hari kedua. Menurut Widyo ada beberapa kata kunci dalam workshop kali ini, yaitu, kurikulum, dan MBKM.
Menurut Widyo, implementasikan kurikulum MBKM bisa disesuaikan dengan perguruan tinggi masing-masing. “Mungkin masih ada yang belum menjalankan kurikulum sebagaimana mestinya. Kurikulum dengan sedikit modifikasi. Karena kualitas dari kurikulum sangat menentukan kualitas pembelajaran,” ujarnya.
Menurut Widyo, MBKM tidak bisa dilaksanakan kalau kurikulum belum berbasis OBE (Outcome Based Education). OBE adalah pendekatan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif.
Baca juga : Penuh Pengalaman, Geodet ITN Malang Magang Bersertifikat di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
“Saya mengingatkan, hal-hal yang kita lakukan dalam pengelolaan perguruan tinggi proses penyelenggaraan harus sesuai statuta SPMI standar bahkan harus bereputasi,” tegas Widyo.
Untuk itu kedua narasumber selama 3 hari mempresentasikan materi yang sama. Drs Kuncoro Foe, G.Dip.Sc Ph.D.., dengan materi “Paradigma Kebijakan MBKM dan Tahapan Penyusunan Kurikulum Berbasis Capaian Pembelajaran, dan Prof Dr Tatik Suryani, M.M., menyampaikan materi “Implementasi dan Penjaminan Mutu Kurikulum Berbasis Capaian Pembelajaran yang Mendukung Kebijakan MBKM”. (me/Humas ITN Malang)