Kurangi Resiko Bencana, ITN Malang Inisiasi Edukasi Siswa SD Mitigasi Bencana
Simulasi Gempa: Semua Siswa MIN 2 Kota Malang dalam Keadaan Selamat dan Berkumpul di Titik Kumpul di Halaman Sekolah. (Foto: Mita/Humas)
Mewujudkan sekolah aman bencana merupakan tanggung jawab semua pihak. Tidak hanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai instansi pemerintah, tapi juga akademisi, komunitas, dan masyarakat setempat. Edukasi mitigasi bencana sangat penting untuk mengurangi resiko korban, baik jiwa maupun harta.
Sebagai kampus yang memiliki mata kuliah mitigasi bencana, Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tidak tinggal diam. Kampus Biru ini mengajak para siswa MIN (Madrasah Ibtidaiah Negeri) 2 Kota Malang untuk belajar mitigasi bencana gempa bumi dan kebakaran, Sabtu (31/8/19).
“Kami (PWK) ada materi kuliah mitigasi bencana, makanya ingin mengajak anak-anak MIN 2 untuk belajar bersama cara menghadapi bencana bila terjadi. Jadi, kami bekerjasama dengan BPDB dan Damkar Kota Malang,” ujar Dr.Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT dosen PWK ITN Malang.
Sementara itu Tri Oky Rudianto Prastijo, SE,M.Si Sekretaris BPDB Kota Malang mengatakan, bencana yang akan terjadi umumnya tidak diketahui oleh masyarakat. Dengan simulasi bersama maka akan diketahui bagaimana respon anak-anak dalam menghadapi bencana. “Kesalahan umum, biasanya anak-anak panik, tidak tahu kemana harus berlari. Maka, jalur evakuasi diperlukan,” terangnya.
Masih menurut Oky, bila terjadi gempa biasanya akan diikuti oleh kebakaran. Maka simulasi kali ini Pemadam Kebakara (Damkar) Kota Malang juga dilibatkan untuk mengajarkan cara menanggulangi kebakaran. Anak-anak, para guru, komite sekolah, Ibu-Ibu Tangguh, lembaga pemberdayaan masyarakat, diajari dan diberi kesempatan untuk memadankan api.
“Bila terjadi gempa hal yang dilakukan jangan panik, melindungi kepala, masuk ke kolong meja, menjauh dari kaca, dan ke luar ruangan. Untuk kebakaran perlu melihat arah angin. Jadi, saat memadamkan api tidak boleh melawan arah angin,” tambahnya.
Kegiatan inipun direspon positif oleh Kepala Sekolah MIN 2 Kota Malang. Pengenalan keterampilan simulais kebencanaan sangat dibutuhkan, karena real bisa terjadi di masyarakat. Sehingga bisa dikuasai oleh masing-masing anak untuk melindungi diri. Anak-anak kelas 5 dipilih karena secara keberanian, kematangan, nyali dan fisik sudah bisa menerima arahan. Nanti diharapkan mereka juga bisa mengajarkan kepada adik kelas.
“Terimakasih kepada ITN Malang atas kesempatan yang diberikan kepada MIN 2. Semoga kedepannya terus bisa bekerjasama,” tutupnya. (me/humas)