Lulusan Teknik Elektro Buat Rencana PLTS Atap untuk Klinik Hewan
Shiva Anjaini, lulusan terbaik Teknik Elektro S-1, ITN Malang, pada wisuda ke 69 periode I tahun 2023. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang ITN.AC.ID – Dari tahun ke tahun kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan, seiring dengan populasi manusia yang terus bertambah. Energi baru terbarukan memiliki potensi untuk dapat memenuhi kebutuhan energi di masa depan karena bersifat berkelanjutan, bersih, dan hemat biaya.
Di antara banyaknya sumber energi alternatif, energi matahari merupakan salah satu bentuk langsung dari energi baru terbarukan. Pemanfaatan energi matahari terus dilakukan mulai skala kecil hingga besar. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Perencanaan penggunaan PLTS atap ini menggunakan software PVSyst. Software PVSyst merupakan perangkat lunak untuk mendesain dan simulasi program photovoltaic.
Pemanfaatan energi matahari harus melalui perencanaan untuk mengetahui nilai investasi yang diperlukan. Kajian inilah yang diteliti oleh Shiva Anjaini, lulusan terbaik Teknik Elektro S-1, Fakultas Teknologi industri (FTI), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang pada wisuda ke 69 tahun 2023.
Baca Juga : Edukasi Energi Terbarukan Sejak Usia Dini, SDN Gadang 4 Malang Belajar PLTS ke ITN Malang
“Saya membuat perencanaan hingga anggaran biaya investasi untuk perencanaan PLTS rooftop di Klinik Hewan Tutu di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Klinik ini memiliki tiga cabang. Harapannya dengan adanya PLTS bisa menekan biaya operasional,” ujar Shiva yang lulus dengan IPK 3,79.
Sejauh ini listrik di Klinik Tutu selain untuk penerangan juga digunakan untuk blower grooming (mesin pengering bulu binatang), dan hair dryer hewan. Kedua aktivitas tersebut dilakukan tiap hari dengan kebutuhan daya listrik besar.
Shiva Anjaini saat menjadi asisten laboratorium EBT Teknik Elektro S-1 ITN Malang. (Foto: Istimewa)
“Klinik juga dijadikan penitipan hewan, klinik growing hewan. PLTS dengan kapasitas rumah dan untuk klinik berbeda dari segi penggunaannya. Di klinik alat-alat elektronik rumah tangga jelas ada, namun ditambah penggunaan blower 1200-watt, yang jumlahnya tidak hanya satu,” jelas dara kelahiran Banjarmasin ini.
Menurut Shiva, potensi sumber iradiasi energi matahari di kota Banjarbaru juga mendukung, sebesar 4,5 kWh/m2/hari dengan temperatur rata-rata 27.40C. Hasil simulasi dengan perangkat lunak PVSyst menunjukkan bahwa PLTS dengan kapasitas 4,4 kWp dalam jangka waktu satu tahun dapat menghasilkan energi sebesar 5.542 MWh. Dengan investasi awal sebesar Rp. 62.954.100,- dengan PBP selama 8.8 tahun dan ROI sebesar 127.1%. Profil tegangan pada saat sebelum terintegrasi PLTS sebesar 0.97 pu, sedangkan ketika sudah terintegrasi PLTS profil tegangan meningkat menjadi 0.98 pu.
“Pengujian melihat kelayakan dari profil tegangan, dan ternyata terjadi peningkatan profil tegangan pada hasil load flow. Maka integrasi PLTS terhadap sistem dapat membantu meningkatkan profil tegangan di Klinik Hewan Tutu,” imbuhnya.
Selain tekun kuliah Shiva juga aktif sebagai asisten laboratorium EBT di teknik elektro. Sempat juga menjadi koordinator PLTS kampus. Shiva merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Kelulusannya 3,5 tahun didukung oleh kakaknya yang terlebih dulu lulus kuliah dengan waktu yang sama. Kondisi sang mama juga mendorong Shiva untuk lekas menyelesaikan kuliahnya.
“Saat puncak-puncaknya pandemi kemarin mama sakit. Karena kampus kuliahnya online, maka saya banyak menghabiskan waktu di rumah mendampingi mama sebelum akhirnya beliau meninggal. Alhamdulillah para dosen memahami kondisi kami waktu itu,” tukas putri pasangan Ashadi, dan Madingningsih (alm) ini.
Kondisi keluarganya pulalah yang kemudian mendorong Shiva akhirnya lulus 3,5 tahun. Bahkan ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan prestasi. Shiva mendapatkan nilai baik pada skripsinya dari dosen pendamping Prof. Dr. Ir. Abraham Lomi, MSEE, dan Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)