Nasi Bakar Mahasiswa ITN Malang 2 Jam Ludes di KMI 2022
Mahasiswa ITN Malang bersemangat melayani pengunjung membeli nasi bakar di KMI Expo 2022. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Baru dua jam di buka nasi bakar mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang langsung ludes terjual. Empat mahasiswa Prodi Teknik Industri S-1 membawa “Naskarin by Jlascafood” ke event bergengsi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XIII Tahun 2022. Mereka adalah Sisca Aldevia Azizah (ketua tim), Anisa Diah Permatasari, Muhammad Dzikrulloh, dan Bagus Afrizal.
KMI Expo 2022 diikuti sekitar 351 perguruan tinggi dengan 951 produk usaha, dan lebih dari 3000 peserta mahasiswa. Sebanyak 402 booth pameran dari perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia turut memeriahkan KMI Expo yang diselenggarakan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, pada Selasa-Jumat, 22-25 November 2022.
KMI Expo digelar sebagai wadah bagi kelompok wirausaha mahasiswa untuk menunjukkan produk terbaiknya. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).
Nasi bakar merupakan kuliner yang eksotis sekaligus praktis. Nasi campur lauk dan bumbu rempah yang terbungkus daun pisang ini begitu harum aromanya ketika dibakar. Wajar saja booth pameran mahasiswa ITN Malang laris manis diborong pengunjung KMI Expo.
“Alhamdulillah di hari pertama baru buka langsung diserbu pembeli. Dua jam habis. Kami menyediakan sehari 5 kg nasi. Sekitar 50 porsi,” ujar Sisca Aldevia Azizah, saat ditemui di ruang Humas ITN Malang Rabu (30/11/2022).
Baca juga : MeLi, Meja Lipat dari Tutup Botol Karya Mahasiswa ITN Malang
Uniknya, Naskarin tidak dijual langsung berbentuk bungkusan. Ketika ada pembeli nasi bakar baru diracik. Nasi, lauk, dan bumbu baru dicampur, dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dibakar. Ini menjadi daya tarik, sehingga pembeli bisa melihat secara langsung isi Naskarin. Selain itu, bagi tim juga menjadi menguntungkan, untuk menghindari terbuangnya nasi bakar ketika tidak laku. Ukuran nasi bakar juga lebih besar dari umumnya dipasaran, dan topingnya lebih banyak.
“Diracik ditempat baru dibakar. Sebenarnya ini trik kami untuk mengurangi bahan yang terbuang. Kalau ada sisa nasi bakar tidak terjual kan sayang. Nasi dan lauk bisa untuk menu makanan yang lain,” tambah mahasiswa semester 7 ini.
Sisca sebagai koki menuturkan, nasi bakar yang dijual ada beberapa varian. Yakni varian ayam, jamur, cumi, dan ikan. Sisca dibantu teman-temannya biasanya membeli sendiri bahan-bahan dari pasar, mengolahnya, dan siang hari baru dijual. Selama ini Naskarin dijual di gerai di Jalan Saxofon No 10 A Kota Malang mulai harga 12 ribu rupiah. Disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa mereka bergantian berjualan mulai pukul 14.00 WIB hingga 20.00 WIB.
“Jam-jam tersebut adalah jam makan siang, dan hawa Kota Malang menjelang malam mulai dingin. Memang nikmat ketika makan nasi bakar hangat-hangat,” ujarnya. Omset Naskarin memang belum banyak. Karena mereka hanya menunggu bola, menunggu pembeli yang mampir ke gerai.
Sisca bersama rekan-rekannya lolos KMI Expo berawal dari diperolehnya pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW). Merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan (coaching) usaha kepada mahasiswa peserta P2MW.
Usaha nasi bakar awalnya dirintis Sisca sejak 2018 sebelum ia kuliah. Setelah kuliah awal gerai nasi bakar hanya berupa stand sederhana. Setelah mendapat dana P2MW sekarang gerai nasi bakar memakai kontainer. Segmentasi pasarnya pun semakin meluas, untuk mahasiswa, pekerja, hingga rumah tangga. Sementara untuk kontribusi harapannya Naskarin terus berkembang membantu perekonomian Indonesia.
“Insyaallah 2023 nanti kami ada tiga target. Pengajuan PIRT, relasi dengan pebisnis lain, dan kolaborasi dengan mitra,” tandas mahasiswa asal Probolinggo ini. Prinsip Sisca, sekali ada kesempatan harus dimanfaatkan, karena kesempatan tidak datang dua kali.
Baca juga : Para Pelajar Lakukan Penilaian Produk di Open House Teknik Kimia
Wakil Dekan 3 FTI, ITN Malang Drs. Sumanto, M.Si, mengapresiasi prestasi Tim P2MW ITN Malang yang lolos KMI Expo. Menurut Sumanto, masing-masing prodi di ITN Malang ada mata kuliah kewirausahaan. Lolosnya pendanaan P2MW dan KMI expo merupakan salah satu implementasi dari mata kuliah tersebut.
Dikatakan Sumanto, sebenarnya ada dua tim ITN Malang yang mendapat pendanaan P2MW. Namun, hanya usaha nasi bakar yang lolos mengikuti KMI Expo. “Semoga keberhasilan ini akan semakin bertambah ditahun yang akan datang. Dengan lolosnya dua tim tahun ini, kami jadi banyak menemukan pelajaran untuk menambah jumlah proposal P2MW yang diajukan di tahun-tahun mendatang,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)