Pegang Komitmen, ITN Malang Kunjungi Kampung Edukasi Integrated Farming
Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang Drs. Sumanto, MSi (dua dari kanan), memanen lele bersama warga. (Foto: Ari/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memegang komitmen sebagai kampus yang mendukung serta menjaga kelestarian alam dan penataan ekologi. Dalam setiap kesempatan civitas akademika Kampus Biru berupaya terlibat secara langsung. Seperti halnya pada kegiatan Gerakan Kesadaran Alamku Hijau bersama Sinergi Lintas Batas yang menggelar acara penataan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dan kebun bibit, panen lele, disertai diskusi ekologi di Kampung Edukasi Integrated Farming, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Minggu (10/01/2021).
“ITN Malang diundang dalam forum tersebut karena ITN dipandang memegang komitmen dalam menjaga kelestarian alam dan penataan ekologi,” ujar Dekan III Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang Drs. Sumanto, MSi yang datang bersama Kepala Humas ITN Malang F.X. Ariwibisono, ST., M.Kom.
Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Dr.Drs. H Agus Dono Wibawanto, M.Hum dan penggagas kampung Glintung Go Green, Ir. Bambang Irianto juga berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan Sumanto, dari hasil diskusi dengan anggota Komisi C DPRD Jawa Timur Agus Dono Wibawanto dapat diintisarikan, bahwa program-program UMKM yang didanai oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur cukup banyak. Agus mengharapkan agar UMKM bergerak dari hulu hingga hilir, sehingga peluang untuk mendapatkan profit jauh lebih besar. Jika ada UMKM yang bergerak dari hulu hingga hilir anggota Komisi C DPRD Jawa Timur ini tidak segan-segan membantu untuk mendapatkan dana dari Pemprov Jatim.
“Harapannya dengan mengikuti kegiatan kemarin, ITN Malang dapat berkiprah melestarikan alam dan lingkungan. Sedangkan untuk hal-hal yang baru merupakan masukan bagi ITN untuk dapat mengikuti dan menguasainya,” lanjut dosen Teknik Industri S-1 ini.
Sementara itu Founder Kampung Edukasi Integrated Farming, Fitri Harianto, ST menyatakan, Kampung Edukasi Integrated Farming mulai digagas sejak bulan Mei 2020. Berawal dari keprihatinan akan kondisi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Maka, tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk membantu, membentuk kemandirian pangan dan ketahanan ekonomi masyarakat dalam masa pandemi Covid-19.
“Kami harus punya kreatifitas di lingkungan dan di rumah, maka kami dengan masyarakat memanfaatkan lahan sempit yang kami punya. Integrated Farming merupakan sistem pertanian terpadu mulai dari peternakan, perikanan, dan pertanian. Di sini kami mengajak beberapa akademisi untuk bersinergi. Harapannya akan ada sumbangsih keilmuan dari ilmu-ilmu terapan yang dimiliki dan bisa langsung diaplikan di masyarakat,” terang pria yang akrab disapa Cak Ndan ini.
Dikatakan Cak Ndan, Gerakan Kesadaran Alamku Hijau sebagai pendamping mengerakkan masyarakat sehingga sadar dan peduli linkungan dengan konsep pemberdayaan. Kedepannya kegiatan ini banyak berharap kepada perguruan tinggi khususnya ITN Malang untuk membantu menata kawasan Kampung Edukasi Integrated Farming.
“Harapannya pemikir-pemikir dari Teknik Lingkungan ITN Malang sebagai pemotor diskusi (ekologi) ini. Kami membahas lingkungan yang ramah, asri, dan ada nilai pemberdayaan untuk menumbuhkan ketahanan ekonomi masyarakat. Di sini ada masyarakat yang beternak. Harapannya ada nilai-nilai tambah untuk pendampingan,” kata Cak Ndan, berharap selanjutnya semakin banyak kalangan yang turut sinergi lintas batas dan ikut menguatkan. (me/Humas ITN Malang).