Prokes Fakultas Teknologi Industri Siap untuk Hybrid Learning
Wakil Dekan 2 Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang, Dr Irrine Budi Sulistiawati, ST MT. (Foto: Mita/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sudah terlihat bebenah menyongsong rencana institusi untuk menyelenggarakan pembelajaran hybrid learning pada pertengahan semester mendatang. Terlihat sudah terpasangnya tempat cuci tangan di beberapa area terbuka yang biasa dilewati mahasiswa di lingkungan Kampus 2 ITN Malang. Bahkan meski penerapan hybrid learning masih akan dikaji ulang di tengah semester, peralatan penunjang protokol kesehatan (prokes) sudah tersedia di ruang Wakil Dekan 2 FTI.
“Sudah kami siapkan sarana dan prasarana untuk rencana pembelajaran hybrid learning. Masker medis sudah ada seribu lembar kalau kurang nanti bisa ditambah. Hand sanitizer untuk mahasiswa di laboratorium juga sudah siap. Nanti, untuk praktikum kepala lab akan berkoordinasi dengan kepala prodi, dan kaprodi akan menyampaikan ke kami berapa kebutuhannya (masker dan hand sanitizer),” kata Wakil Dekan 2 FTI ITN Malang, Dr Irrine Budi Sulistiawati, ST MT saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.
Menurut Irrine, sudah dari awal pandemi kampus 2 telah menerapkan screening/pengecekan suhu tubuh saat civitas akademika Kampus Biru dan tamu masuk ke dalam kampus. Sehingga, nanti saat pembelajaran hybrid learning benar-benar yang sudah diterapkan akan menjadi kebiasaan dan lebih ditingkatkan.
“Di depan (pos satpam) saat masuk sudah ada screening (pengecekan suhu tubuh). Juga yang masuk (kampus) wajib memakai masker. Kalau tidak memakai masker, ya tidak boleh masuk. Tempat cuci tangan juga sudah disediakan oleh bagian rumah tangga. Untuk ruangan (ruang kelas) selama ini dua minggu sekali sudah kami semprot desinfektan. Kedepannya, intensitas penyemprotan akan mengikuti kebijakan pusat,” imbuh dosen Teknik Elektro S-1 ini.
Baca juga: Teknik Kimia Tawarkan Magang Enam Bulan, Siapkan Lulusan Terjun ke Dunia Industri
Dikatakan Irrine, pembelajaran offline bukan tanpa kendala. Khususnya untuk kelas yang jumlah mahasiswa banyak. Maka, perlu dibagi menjadi dua kelompok, sehingga memungkinkan tempat duduk bisa berjarak. Otomatis pembagian ini juga akan mempengaruhi jadwal mengajar, pembagian ruangan, dan peralatan operasional juga bertambah. Namun, hal tersebut akan diatur oleh fakultas sehingga semua bisa terfasilitasi dengan baik.
Irrine berharap, saat ini dan nanti waktu hybrid learning dijalankan, semua civitas akademika khususnya mahasiswa selalu menerapkan 3M: memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. “Yang penting kedisiplinan diri untuk cuci tangan. Masker wajib dipakai dan jangan mengerombol, tetap jaga jarak,” tegasnya. (me/Humas ITN Malang)