Rektor ITN Malang Bahas Solusi Atasi Banjir dan Siap Back Up Replikasi Kalpataru Bambang Irianto dengan Materi Lebih Ilmiah
Rektor ITN Malang meninjau inovasi sumur Injeksi yang dibuat oleh Bambang Irianto. (Foto: Istimewa)
Angin segar bagi Kampung Binaan 3G ( Rw.05 dan Rw.18 ) karena Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ingin jadikan kampung binaan Bambang Irianto, Inisiator Kampung 3G, sebagai laboratorium lapangan dan siap back up Bambang Irianto dengan materi lebih Ilmiah.
Kunjungan ITN Malang ke Rumah Prestasi 3G (Glintung Go Green) membawa misi membangun jaringan kerjasama dengan praktisi di lapangan. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT. ITN Malang perlu laboratorium lapangan sehingga mahasiswa bisa menggunakan Kampung Binaan 3G menjadi obyek laboratorium, serta penelitian dosen.
“(Pengetahuan) praktisi di lapangan tidak banyak dipunyai oleh dosen. Kami ingin menggunakan media-media yang langsung aplikatif solusi di lapangan sebagai pembelajaran mahasiswa,” ujar rektor, Rabu (31/07/19).
Lebih lanjut, menurut rektor, mahasiswa saat lulus nantinya betul-betul faham kondisi lapangan serta bisa memberikan solusi. Dengan begitu akan turut terbangun jiwa-jiwa sosial dan mahasiswa ITN Malang bisa diterima ditengah-tengah masyarakat.
“Pak Bambang Irianto sedang membuat biopori jumbo di Kampung Binaan 3G. Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang nanti bisa membantu mengamati dan penelitian tentang biopori jumbo tersebut,” tambahnya.
Selain itu Kustamar menyatakan siap untuk membantu dalam mem-back up materi presentasi Bambang Irianto dalam segi ilmiah. Mengingat inisiator Kampung 3G ini sering bepergian ke banyak daerah di seluruh Indonesia untuk menyampaikan materi seputar kesuksesannya membangun Kampung 3G.
“Beliau pribadi yang luar biasa. Perlu pendampingan dari segi ilmiahnya sehingga tidak kehabisan ide-ide segar. Oleh karena itu perlu ada tim kreatif, sehingga daya jualnya tidak berkurang. Nanti kami siap back up sesuai dengan kaidah ilmiah,” sambung rektor asal Blitar ini.
Dilain pihak, Lurah Purwantoro dalam kesempatan yang sama juga meminta saran mengenai desain cara penanggulangan banjir di RW 18. Untuk itu Kustamar beserta tim akan menyiapkan desain penelitian dan pengabdian masyarakat dalam mengatasi banjir.
Melihat topografi tanah di RT 18 merupakan cekungan, maka saran Kustamar saat membuat konstruksi tidak di bawah. Melainkan harus tingkat, dengan memanfaatkan bagian bawah sebagai kolam. “Sehingga air yang menampung di situ (di bawah) bisa dijadikan kolam dan sebagainya. Jangan diributkan harus masuk ke tanah,” terangnya.
Sementara itu Kaprodi Teknik Lingkungan ITN Malang yang mendampingi kunjungan rektor siap bersinergi dalam penanggulangan banjir dan konservasi air di Kampung Binaan 3G. “Kerjasama ini sangat berguna bagi kedua belah pihak untuk pengembangan keilmuan dan pengabdian masyarakat. Sehingga dosen dan mahasiswa Teknik Lingkungan mempunyai wadah untuk pengabdian masyarakat dan penelitian,” pungkas Sudiro, ST.,MT. (me/humas)