Tanggap Darurat Pasca Gempa Bumi ITN Malang Lepas Relawan ke Tumpakrejo
Wakil Dekan III FTSP ITN Malang, Dr. Hardianto, ST MT secara simbolis menyerahkan bantuan logistik kepada Fitri Harianto, Koordinator Aksi Sinergitas Lintas Batas untuk Posko Gabungan Tanggap Darurat Pasca Bencana Gempa Bumi Malang di Desa Tumpakrejo, Gedangan, Kabupaten Malang, Rabu (14/04/2021). (Foto: Yanuar/humas).
Malang, ITN.AC.ID – Gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/04/2021) yang lalu mengakibatkan kerusakan bangunan di beberapa wilayah Kabupaten Malang. Kondisi ini menggugah kepedulian Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Kampus Biru berkolaborasi dengan relawan dari berbagai komunitas di Malang membentuk Posko Gabungan Tanggap Darurat Pasca Bencana Gempa Bumi Malang di Desa Tumpakrejo, Gedangan, Kabupaten Malang. Secara simbolis Wakil Dekan III FTSP ITN Malang, Dr. Hardianto, ST MT memberangkatan relawan dan logistik dari kampus 1, Rabu (14/04/2021).
“Ini merupakan kegiatan tanggap darurat pasca gempa bumi di Malang Selatan. Upaya ITN Malang Bersama komunitas untuk meringankan beban saudara-saudara kita. Kami di kampus TNI siap menjadi posko logistik sementara,” kata Hardianto.
Semangat komunitas saling bahu membahu diapresiasi oleh Hardianto. Pasalnya, selain masih dalam kondisi pandemi relawan diberangkatkan di awal Ramadan akan membawa makna tersendiri. “Sekarang awal puasa Ramadan bagi yang muslim, dan masih menyempatkan diri untuk berpartisipasi menolong saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana di Malang Selatan. Saya mewakili pimpinan ITN mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua pihak,” sambungnya.
Sementara itu, hal yang sama disampaikan oleh Kepala Humas ITN Malang, F.X. Ariwibisono, ST,M.Kom. Kegiatan posko gabungan sebagai upaya membantu warga Malang Selatan khususnya di Desa Tumpakrejo bersama komunitas kemanusiaan se-Malang Raya.
“Selain dengan komunitas kami juga sudah ada komunikasi dengan Resimen Armed Kostrad Malang yang diwakili oleh Mayor Sumaryono dan sudah bertemu dengan rektor. ITN berkomitmen dan mendukung penuh gerak aksi kemanusiaan untuk saudara kita di Malang Selatan,” kata Ari.
Dikatakan Ari, untuk tahap awal bantuan akan difokuskan di Desa Tumpakrejo, karena sebelumnya ITN Malang sudah menjalin MoU dalam hal pengembangan desa dan kawasan wisata di desa tersebut. “Dengan adanya bencana ini kami ganti dengan kegiatan pararel, berupaya turut berpartisipasi membangun desa dan membantu mensuplay kebutuhan masyarakat di sana,” paparnya.
Baca juga: HMJ ITN Malang Peduli Korban Banjir Bandang NTT dan NTB
ITN Malang juga sudah menyiapkan tempat di kampus 1 untuk menampung material bahan bangunan untuk membantu warga yang rumahnya rusak. “Menurut informasi banyak rumah yang rusak, seperti atap. Jadi, mereka membutuhkan sumbangan berupa asbes dan lainnya,” tutup Ari.
Bertajuk Sinergitas Lintas Batas, posko gabungan tidak hanya terdiri dari ITN Malang dan komunitas Malang Raya, namun juga dari luar Malang. Hal ini disampaikan oleh Fitri Harianto, koordinator aksi sekaligus founder Gerakan Kesadaran Alamku Hijau.
“Merupakan upaya bersama untuk ikut peduli dan berkontribusi dalam pemulihan pasca gempa. Kami berkolaborasi mengajak segenap lintas komunitas yang ada di Malang dan bahkan dari luar Malang. Titik awal di Desa Tumpakrejo, tapi nanti berpotensi berkembang (penanganan) ke tempat lain,” ujar Cak Ndan sapaan akrab Fitri Harianto.
Baca juga: Kerjasama FTSP Angkat Potensi Desa Tumpakrejo Gedangan Malang
Menurut Cak Ndan, ada sekitar 15 komunitas yang bergabung di posko Desa Tumpakrejo dan akan bertambah seiring kegiatan aksi berjalan. Relawan yang tergabung ini akan membantu pemulihan pasca gempa serta membantu mengkoordinir bantuan logistik dari para donatur. Untuk bantuan logistik akan diarahkan ke kampus ITN Malang sebagai tempat penampungan.
“Hari ini kami memberangkatkan sekitar 20 relawan, dan nanti tiga hari kemudian akan diganti oleh komunitas yang lain. Saat ini ada 15 komunitas yang sudah bergabung, salah satunya ITN Malang. Sebagai akademisi ITN punya tanggung jawab untuk ikut memikirkan, karena banyak rumah yang rusak dan sebagian roboh. Secara akademik ITN bisa mengkaji dan merekomendasikan rumah tahan gempa. Semoga ini bisa diikuti oleh perguruan tinggi yang ada di Malang,” paparnya.
Informasi kebutuhan warga pun sudah diterima oleh Cak Ndan dari Kepala Desa Tumpakrejo. “Waktu terus berjalan dan kami butuh gerak cepat. Jadi, yang penting berjalan dulu penanganannya. Untuk awal mungkin masih dalam taraf pembersihan. Tahap ke dua baru perbaikan, sambal mengkoordinir material yang dibutuhkan,” jelas Cak Ndan. (me/Humas ITN Malang)