Terobosan Mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang dengan Teh Sumanka yang Kaya Antioksidan
Tim ‘Teh Sumanka’ Teknik Kimia S-1 ITN Malang bersama dosen pendamping Dra. Siswi Astuti, MPd. (Foto: Istimewa)
Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin hari semakin baik. Ini terbukti dengan bergesernya perubahan pola makan, dimana masyarakat cenderung lebih memilih makanan alami dan serat yang berfungsi untuk mencegah atau mengobati penyakit. Salah satu produk pangan yang terus mengalami perkembangan adalah pangan yang kaya akan antioksidan serta pemanis alami yang rendah kalori. Kedua bahan pangan ini terdapat pada daun afrika dan daun stevia.
Jadi tidak asing lagi kalau daun afrika banyak dicari untuk mengobati diabetes, hipertensi, gout, dan kanker. “Daun afrika mengandung antioksidan tinggi, sehingga berguna untuk mengobati diabetes, penyakit jantungdan banyak lagi kegunaannya,” tutur Rallentendo Eva Lee, mahasiswa Teknik Kimia S1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Daun afrika yang terkenal rasanya pahit menjadi tantangan tersendiri dalam mengkonsumsinya. Untuk itulah mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang yang terdiri dari Elisabeth Ayudya Rini, Rallentendo Eva Lee, dan Ahmad Mujahid, membuat inovasi sehingga daun afrika lebih mudah dikonsumsi dalam bentuh Teh Sumanka (Sumber Antioksidan Rendah Kalori). “Daun afrika rasanya pahit sehingga kami dikombinasi dengan manisnya daun stevia, akhirnya menjadi teh herbal,” ujar mahasiswa tingkat akhir ini.
Teh Sumanka buatan trio Teknik Kimia ini sangat pratis, karena berbentuk teh celup. Untuk menjadikan teh celup mula-mula daun afrika dan daun stevia dibersihkan dahulu kemudian dilayukan selama dua hari. Daun afrika yang telah layu dipotong-potong sepanjang 1 cm, kemudian dikeringkan dalam cabinet dryer dengan suhu 50 derajat celcius selama 110 menit.
“Setelah kering daun dihaluskan dengan cara diblender sampai berukuran halus seperti teh celup pada umumnya. Nah, barulah dikemas dalam kantong teh dan dipasang tali serta di-sealer, dengan berat 2 gram per pcs. Perbandingan daun afrika-stevia, 65 banding 35 persen,” tambah Elisabeth Ayudya Rini Ketua Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Teknik Kimia S-1. Hasil karya mahasiswa kimia ini turut serta dalam bidang PKM Penelitian Eksakta Kemenristekdikti pendanaan 2019.
Elisabeth menuturkan, dengan membuat teh celup herbal dari daun afrika dan daun stevia dapat meningkatkan kandungan antioksidan dengan jumlah kalori yang rendah. Dengan penambahan daun stevia rasa seduhan daun afrika tidak begitu pahit, serta memiliki warna dan aroma teh yang khas. Teh Sumanka juga sudah diujicobakan pada penderita diabetes. “Sudah diujicobakan pada penderita diabetes. Sebelumnya penderita diabetes kadar gulanya 200, setelah minum Teh Sumanka kadar gulanya turun menjadi 110. Teh ini dapat disimpan selama 3 bulan karena tanpa tambahan bahan pengawet,” kata Elisabeth. Untuk meminum Teh Sumanka dianjurkan sehari sekali dengan suhu penyeduh dibawah 70 derajat celsius. (me/humas)