
Butuh Teman Curhat? ITN Malang Sediakan Layanan Konseling Gratis bagi Mahasiswa
Info layanan psikologi ITN Malang.
Malang. ITN.AC.ID – Jika kamu merasa butuh teman curhat, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog. Psikolog adalah profesional yang terlatih untuk mendengarkan, memahami, dan membantu mengatasi masalah emosional dan mental. Mereka dapat memberikan dukungan dan dapat dipercaya. Psikolog juga dapat membantu mencarikan strategi untuk menghadapi permasalahan hidup, memberikan sudut pandang baru dalam menghadapi masalah, dan membantu mencarikan jalan keluar.
Pentingnya kebutuhan akan kesehatan mental atau mental health mendorong Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyediakan layanan psikolog bagi sivitas akademika. Mental health adalah kondisi kejiwaan, dan psikis seseorang. Kesehatan mental yang baik membantu seseorang untuk mengatasi tekanan hidup, dan dapat beraktivitas dengan baik.
ITN Malang menggandeng mitra Hilda Rosa Ainiyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog sekaligus seorang dosen, dengan membuka layanan konseling gratis bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan kependidikan yang mengalami permasalahan, baik akademik maupun non-akademik. Layanan ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis dan membantu mereka mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
Hilda Rosa Ainiyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog ITN Malang, saat memberikan materi di hadapan Guru BK SMA/MA Kabupaten Malang.
“Untuk mahasiswa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan saya jika ada masalah, baik akademik maupun non-akademik,” ujar Hilda saat ditemui usai memberikan materi kepada Guru BK se-Kabupaten Malang di Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Ruang layanan psikolog berada di Lantai 1, Gedung Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Kampus 1 ITN Malang. Untuk jam prakteknya sendiri tiap hari Senin dan Kamis, diluar jadwal tersebut mahasiswa dan sivitas lainnya yang ingin berkonsultasi bisa membuat janji melalui Whatsapp 081559835759. Konsultasi tidak harus dilakukan di ruangan kerja Hilda, tetapi untuk menjaga privasi konsultasi dapat dilakukan di tempat lain di sekitar kampus, baik kampus 1 maupun Kampus 2 ITN Malang.
Hilda menjelaskan, sivitas akademika bisa mengutarakan permasalahan yang berkaitan dengan psikologis. Tidak hanya soal akademik, namun bisa non akademik seperti masalah pribadi, masalah keluarga, hubungan dengan teman, hingga finansial. Meskipun tidak dapat memberikan bantuan finansial, dukungan psikologis yang diberikan diharapkan dapat membantu mahasiswa menghadapi masalah mereka dengan lebih baik.
“Yang paling banyak datang ke saya justru permasalahan diri dan permasalahan keluarga. Meskipun tidak berkaitan dengan akademik tetap bisa dikonsultasikan. Setidaknya dengan masalah itu dibicarakan, tidak sampai mengganggu konsentrasi dia dalam kuliah. Permasalahan itu ada supportnya, dan punya coping strategies dalam menghadapi akan membuat hidupnya menjadi baik,” tambahnya.
Dikatakan Hilda untuk durasi konseling bervariasi tergantung pada kompleksitas masalah yang dihadapi. Masalah ringan biasanya dapat diselesaikan dalam satu atau dua sesi, sementara masalah yang lebih kompleks mungkin memerlukan beberapa sesi. Selain mahasiswa, Hilda juga melayani tenaga pendidik dan kependidikan yang mengalami masalah keluarga atau masalah pribadi.
Baca juga:ITN Malang Jalin Silaturahmi dan Kolaborasi dengan Guru BK se-Kabupaten Malang
Hilda berharap ada sosialisasi yang lebih gencar mengenai layanan konseling psikolog kepada mahasiswa, misalnya saat Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Hal ini bertujuan untuk menghilangkan stigma bahwa konsultasi ke psikolog hanya untuk masalah berat.
“Sering kali (belum ada sosialisasi) kalau ke psikolog dikira masalahnya berat. Mereka jadi malu. Kalau ada sosialisasi nanti mahasiswa banyak yang konseling. Maka stigma tersebut bisa berubah ke psikolog tidak hanya masalah berat, tapi juga ringan,” jelasnya.
Menurut Hilda, banyaknya mahasiswa yang berkonsultasi menunjukkan kesadaran yang baik, bukan berarti kesehatan mental mereka buruk. Justru, hal ini memungkinkan masalah terdeteksi lebih dini. “Jadi, konseling saja, kan gratis. Juga belum tentu masalahnya berat. Mereka hanya butuh tempat bicara, butuh validasi saja,” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)