Dosen ITN Malang Ajari Siswa SMA Nasional Cara Meramu Teh
Dra. Siswi Astuti, M.Pd, Tim Abdimas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), ITN Malang saat memberikan materi. (Foto: Lab TBM Teknik Kimia)
Malang, ITN AC.ID – Teh menjadi minuman yang banyak digemari hampir semua kalangan. Pada perkembangannya varian teh tidak hanya didapat dari daun, namun juga dari bagian lain tumbuhan. Masing-masing bagian tumbuhan bisa dijadikan teh herbal dengan karakter yang unik dan memiliki banyak manfaat. Inovasi varian teh selain dari daun bisa didapat dari akar, batang, bunga, dan buah.
Ternyata meramu bagian tumbuhan menjadi minuman teh herbal dengan rasa yang pas, dan warna menarik butuh keahlian. Kegiatan meramu inilah yang diajarkan Dra. Siswi Astuti, M.Pd, Tim Abdimas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Siswi melibatkan empat mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang dari Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM) mengajarkan meramu teh kepada para siswa SMA Nasional Malang beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini merupakan praktik pelaksanaan Kurikulum Merdeka lewat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dimana peserta didik diberi kesempatan untuk “mengalami pengetahuan” sebagai sebuah proses penguatan karakter sekaligus sebagai bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya.
“SMA Nasional menggandeng LPPM ITN Malang. Biasanya siswa kami undang ke kampus ITN saat pameran untuk luaran mata kuliah perancangan produk di teknik kimia. Siswa SMK Nasional dan sekolah lainnya menghadiri pameran untuk ikut menilai produk mahasiswa dari segi rasa, dan kemasan. Tapi, kali ini kami yang mengunjungi sekolah,” kata Siswi saat ditemui di Ruang LPPM Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Menurut Siswi, SMA Nasional sudah memiliki branding teh daun sukun. Namun teh ini rasanya tawar dan cenderung pahit. Maka agar lebih menarik dibuatlah inovasi teh dari beraneka ragam bahan tanaman. Teh selain diambil dari daun juga dari rimpang/akar, kulit kayu, bunga, dan buah-buahan. Agar siswa tertarik dan lebih bersemangat, maka cara meramu teh ini dilombakan oleh pihak sekolah. Untuk mendapatkan lima kelompok dengan hasil teh terbaik.
Sebelum meracik teh 150 siswa dibagi dalam 18 kelompok. Pertama-tama mereka diajari cara mengeringkan bahan-bahan pembuat teh. Bahan yang telah disediakan dipotong-potong tipis terlebih dahulu, kemudian dikeringkan dengan alat bersuhu rendah agar kandungan gizi tidak banyak terurai.
Mahasiswa ITN Malang dari Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM) Teknik Kimia ITN Malang sedang memberikan penjelasan mengenai cara meramu teh kepada pelajar SMA Nasional. (Foto: Lab. TBM Teknik Kimia)
“Mereka mencampur/ meracik bahan-bahan yang sudah kering tadi hingga mendapatkan komposisi yang pas dengan rasa yang enak. Kadang saat meracik rasa yang didapat kurang pas. Maka akan diulang sampai menemukan satu racikan yang menurutnya enak. Itu yang disajikan,” imbuh dosen Teknik Kimia S-1 ITN Malang ini.
Bahan yang digunakan untuk racikan teh bermacam-macam, seperti buah stroberi, buah lemon, bunga telang, bunga rosella, kayu manis, kayu secang, daun mint, kencur, jahe, kunyit, asem, dan lain-lain. Semua dalam kondisi kering agar tahan lama. Tiap kelompok ada yang memakai dua campuran bahan, dan ada yang tiga bahan. Teh yang sudah diramu kemudian dimasukan dalam kantong teh berukuran dua gram.
Siswi juga memberi masukan untuk bahan-bahan yang berbau tajam prosentase campurannya kecil. Terutama kayu manis. Untuk penilaiannya sendiri Siswi dibantu oleh mahasiswa teknik kimia. Mereka menyiapkan lembar penilaian. Mahasiswa mengamati teh dari warna, rasa, dan campuran racikan teh. Kemudian ditulis di lembar kerja siswa.
“Anak-anak biar paham bahwa sifatnya bahan baku beda-beda. Kalau menginginkan produk aman, bergizi harus tahu karakteristik tiap bahan tadi. Mereka harus mendapatkan campuran teh terbaik. Itu yang dinilai. Penilaian dari proses pembelajaran tadi masuk sebagai nilai siswa,” katanya.
Dikatakan Siswi, harapan dari kegiatan ini bisa menambah wawasan para siswa dalam pengetahuan bahan makanan, serta cara mengolah bahan makanan untuk meningkatkan nilai gizi. Dengan mengetahui cara memasak/ meracik harapannya para siswa nantinya bisa membuat dan menjual produknya sendiri. Ini bisa menjadi pembelajaran kewirausahaan.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga terbuka untuk sekolah dan instansi lain. Silakan kalau ada yang berminat belajar produk teh atau produk lainnya bisa menghubungi teknik kimia atau LPPM ITN Malang,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)