Back

Dua Mahasiswa ITN Malang Raih Medali di Kejuaraan Pencak Silat Terbuka Pangdivif 2 Kostrad Cup 2025, ada Perjuangan Berat Melawan Aparat

Marianus Retno Tefa, mahasiswa Teknik Elektro S-1 usai meraih Medali Perunggu (Juara 3) di Kelas A Dewasa Putra. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Dua pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) berhasil membawa pulang dua medali dari Kejuaraan Pencak Silat Pangdivif 2 Kostrad Cup 2025. Kompetisi yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-64 Divisi Infanteri 2 Kostrad ini berlangsung di Malang, Jawa Timur, pada Mei 2025 lalu.

Adalah Gilbertus Jhon Paul Ivan, mahasiswa Teknik Industri S-1 sukses menyabet Medali Perak (Juara 2) di Kelas E Dewasa Putra, dan Marianus Retno Tefa, mahasiswa Teknik Elektro S-1 berhasil meraih Medali Perunggu (Juara 3) di Kelas A Dewasa Putra.

Kejuaraan Pencak Silat Piala Pangdivif 2 Kostrad Cup 2025 mempertandingkan berbagai kategori, mulai dari kelas remaja hingga dewasa, serta kategori seni dan tanding. Ajang ini diikuti oleh sekitar 600 atlet dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Gilbertus Jhon Paul Ivan, yang akrab disapa Ivan menjelaskan, untuk meraih gelar juara 2 ia harus melewati tiga pertandingan yang menantang. Menariknya, semua lawan Ivan bukanlah warga sipil melainkan aparat TNI. Untuk pertandingan kelas A-E peserta masih didominasi oleh warga sipil, sementara kelas D ke atas sudah didominasi oleh aparat/TNI. Ini menunjukkan tingkat kesulitan yang berbeda di setiap kelas.

Pertandingan paling sengit dialami Ivan di babak semifinal, saat ia berhadapan dengan atlet dari komisariat Yonzipur 10 Probolinggo. Lawannya tersebut merupakan atlet Porprov Jatim Muay Thai Probolinggo, sehingga memiliki kualitas pukulan dan tendangan yang sangat baik. Akibatnya, Ivan sempat mengalami cedera serius pergeseran bahu kiri saat pertandingan. Cedera lutut kaki kiri yang sebelumnya pernah bergeser saat latihan juga ikut kambuh. Meskipun demikian, Ivan berhasil memenangkan semifinal dengan skor tipis 17-13.

Baca juga : PSHT ITN Malang Raih Medali Perunggu Kejuaraan Dandim Cup Malang 2024

“Sudah nge-down dulu mental saya karena bahu bergeser. Kaki juga ikutan sakit,” ungkap Ivan yang pernah meraih juara 1 Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition 2024, IPSI Kabupaten Malang.

Pertandingan ini menjadi penutup karir Ivan di dunia pencak silat selama masa kuliahnya di ITN Malang, karena sekarang ia tengah menempuh skripsi. Ivan bahkan rela mengatur jadwal latihan di tengah kesibukan mengerjakan skripsi. Saat lomba pun, Ivan harus membawa laptop karena dosen pembimbing meminta laporan progres segera dikirim.

Mahasiswa ITN Malang meraih medali di Kejuaraan Pencak Silat Pangdivif 2 Kostrad Cup 2025. (Desain/Humas ITN Malang)

“Cara mengatur waktu saya pagi hingga siang mengerjakan skripsi kemudian istirahat dan sorenya latihan, malam fokus ke skripsi,” jelas Ivan mengenai rutinitas latihannya selama satu bulan penuh menjelang kompetisi.

Bagi Ivan, bergabung dengan PSHT bukan hanya tentang bela diri, tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan.”Di dalam PSHT mengajarkan arti manusia berbudi luhur, tahu benar, dan salah,” tuturnya.

Ia percaya bahwa PSHT memberikan pegangan hidup yang kuat baginya saat merantau dari Palembang ke Malang untuk kuliah. Ivan juga ingin membuktikan bahwa aktif di organisasi seperti PSHT tidak menghalangi kelulusan tepat waktu, terutama mengingat adanya stereotip di Jawa Timur tentang anggota silat.

“Di PSHT diajari bagaimana cara bersabar, mengontrol emosi, empati, dan lain sebagainya. Ini bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, tekun dan sabar saat kuliah, menghadapi teman dan dosen dan lainnya,” tambahnya.

Sementara, Marianus Retno Tefa, atau akrab disapa Retno hanya bertanding dua kali. Ia berhadapan dengan mahasiswa dari Ponorogo. Untuk kelas E dewasa putra Retno masih menghadapi sesama warga sipil. Retno mengaku bahwa performanya kali ini belum maksimal karena sempat mengalami keseleo saat latihan, namun ia tetap memaksakan diri untuk bertanding.

Baca juga : Dua Pesilat ITN Malang Raih Juara 1 Kejuaraan Pencak Silat Kanjuruhan Fighter Competition 2024

“Serunya mendapat pengalaman. Saya ikut kelas dewasa tapi dalam fisik mendapat lawan yang lebih dari saya,” ujar Retno. Ia juga merasa tertantang karena masih berstatus siswa namun berkompetisi dengan mereka yang sudah menjadi pelatih.

Retno berlatih intensif selama satu bulan, fokus pada fisik seperti lari, push-up, dan sit-up. Ia sudah berlatih silat di PSHT sejak kelas 2 SMA, dan tertarik karena kuatnya persaudaraan serta ajaran tentang kehidupan. “PSHT juga ada pelajaran buat prestasi,” pungkas Retno. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023