ITN Malang Rujukan dalam Bidang Mutu Khususnya Aplikasi
Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, saat memberi sambutan pada monitoring dan evaluasi implementasi aplikasi SPMI yang dihadiri Tim LLDikti Wilayah VII Jawa Timur.
Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN) Malang menjadi salah satu dari enam perguruan tinggi di Jawa Timur yang menjadi rujukan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur. ITN Malang menjadi perguruan tinggi pioner dalam bidang mutu khususnya aplikasi. Sehingga ITN ikut dalam pemantauan dan evaluasi terkait sinkronisasi implementasi aplikasi SPMI perguruan tinggi dengan aplikasi SPMI Kemendikbudristek. Acara diskusi dilakukan di Ruang Sidang Kampus 1 ITN Malang, Rabu (10/12/2024).
Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, menyampaikan terima kasih, karena ITN terpilih dari sekian banyak kampus di Jawa Timur. Dengan kunjungan ini rektor berharap ITN Malang bisa memperbaiki, dan meningkatkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang dibangun selama ini.
“Merupakan kehormatan bagi ITN bisa berdiskusi secara intens dengan pihak LLDikti terkait pengembangan sistem penjaminan mutu. Dalam hal ini adalah aplikasi informasi yang bisa mendukung penjaminan mutu di perguruan tinggi. Nanti mohon saran, dan masukan agar lebih baik lagi kedepannya untuk tim SPMI institut, fakultas, maupun pascasarjana ITN Malang,” ujar rektor.
Menurut rektor, ITN Malang membangun sistem tersebut cukup lama, yang dalam prosesnya terus disempurnakan. Hal tersebut untuk menyesuaikan sistem informasi sesuai kebutuhan, sekaligus mengikuti regulasi yang dinamis di LLDikti dan pemerintah.
Baca juga:ITN Malang Adakan Audit Mutu Internal untuk Tingkatkan Tata Kelola dan Sistem Penjaminan Mutu
ITN Malang juga terus berusaha menyelaraskan antara sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dengan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME). Sehingga indikator-indikator yang dipakai berbasis SPME, dan aplikasi bisa dilihat. Meski sistemnya belum sepenuhnya terintegrasi, namun ITN Malang akan terus mengembangkannya. Sehingga sistem di tingkat prodi maupun institusi menjadi lebih terencana dengan baik.
Indera Zainul Muttaqien, ST., M.Kom (tengah) dan Tim LLDikti Wilayah VII Jawa Timur saat monitoring dan evaluasi implementasi aplikasi SPMI di ITN Malang.
ITN Malang juga menggunakan sistem tersebut untuk mengevaluasi kinerja tingkat prodi, maupun pascasarjana. Kedepan ITN berupaya mengintegrasikan aplikasi-aplikasi tersebut dengan aplikasi-aplikasi yang lain. Sehingga dari sisi manajemen punya gambaran yang lebih komprehensif terhadap pelayanan mutu di tingkat prodi dan fakultas.
“Mohon arahnya, agar kami bisa meningkatkan mutu pelayanan kami kepada mahasiswa. Harapannya ketika lulus dari ITN mereka bisa cepat mendapatkan pekerjaan, dan lebih sukses,” harapnya.
Monitoring dan evaluasi implementasi aplikasi SPMI ini dihadiri oleh Tim LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, yakni Indera Zainul Muttaqien, ST., M.Kom; Josef Sandy Sutejo, ST; dan Prayogi Hartono, A.Md. Masing-masing membidangi pranata komputer ahli muda, penelaah teknis kebijakan, dan pengolah data dan informasi.
Kegiatan tersebut untuk menindaklanjuti kegiatan FGD Praktik Baik SPMI bagi Perguruan Tinggi Akademik di LLDikti Wilayah VII yang sudah dilaksanakan pada November 2024 lalu. Khususnya pada pengembangan aplikasi SPMI oleh perguruan tinggi. LLDIKTI Wilayah VII bekerja sama dengan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi terkait sinkronisasi implementasi aplikasi SPMI internal perguruan tinggi dengan aplikasi SPMI Kemendikbudristek.
Indera mengatakan, pelaksanaan monev ini lebih tepatnya adalah diskusi bersama terkait aplikasi SPMI. Karena ini kegiatan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), dan rumahnya monev, maka akrab juga disebut monev. Belmawa merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Tujuan (acara) untuk memperhatikan aplikasi pelaporan SPMI yang disediakan Kemendikbudristek. Tidak cukup bagi perguruan tinggi mengimplementasikan SPMI. Jauh sebelum SPMI Kemendikbud, perguruan tinggi sudah punya. Mereka mengembangkan SPMI internal sesuai dengan kebutuhan internal dan pengalaman-pengalaman sesuai aplikasi,” jelasnya.
Baca juga:ITN Malang Luluskan 303 Wisudawan, Rektor Berharap Lulusan Menjadi Trendsetter
Maka LLDikti 7 memilih enam perguruan tinggi yang menurut LLDikti Wilayah VII adalah perguruan tinggi pionir dalam bidang mutu khususnya aplikasi. LLDikti menyiap berbagai pertanyaan untuk mencari jawaban bentuk aplikasi penjaminan mutu yang ideal.
Diskusi ini juga untuk menggali pengalaman, dan evaluasi dari ITN Malang apakah aplikasi yang tersedia sudah cukup atau belum sesuai. “Luaran dari diskusi ada masukan-masukan dari perguruan tinggi. Juga nantinya sebagai acuan perguruan tinggi mengembangkan aplikasi. Semua info dapat kita potret,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)