Back

Kuliah di Teknik Mesin S-1 Bisa Bantu Identifikasi dan Analisa Kegagalan Melalui Forensik Material

Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang adakan trial class membahas material forensik. (Tangkapan Layar Zoom Meeting)


Malang, ITN.AC.ID – Forensik (berasal dari bahasa Latin “forensis” yang berarti “dari luar”), adalah bidang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses penerapan ilmu atau sains. Ilmu material tidak bisa dipisahkan dari forensik, karena untuk membantu proses mengidentifikasi dan menganalisa sebuah kasus tertentu.

Material forensik merupakan topik yang selalu hangat diperbincangkan di teknik mesin. Hal ini yang dibahas dalam Trial Class Teknik Mesin S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), yang dilaksanakan secara online pada Kamis (30/05/2024).

Teknik Mesin S-1 ITN Malang memiliki tiga pembidangan, yakni material, manufaktur, dan konversi energi. Pada bidang material salah satu yang dipelajari adalah forensik material. Konversi energi membahas energi air, angin, biofuel, bio batteryfuel cell, mobil listrik, CFD dan lain-lain. Sementara manufaktur telah melakukan perkembangan teknologi manufaktur seperti manufaktur berbasis Internet of Things (IoT) dan artificial intelligence/ AI (kecerdasan buatan).

“Sekarang ini kami sedang melakukan pengembangan semua laboratorium berbasis IoT, hal ini untuk menunjang kurikulum baru kami sehingga mahasiswa bisa mengikuti perkembangan teknologi di dunia industri. Alhamdulillah Teknik Mesin S-1 ITN Malang pada Oktober 2024 nanti dipercaya oleh BKSTM (Badan Kerjasama Teknik Mesin) se Indonesia menjadi Program Studi Teknik Mesin percontohan, karena kami satu-satunya program studi yang telah menjalankan laboratorium berbasis IoT,” ujar Djoko Hari Praswanto, ST., MT., dosen Teknik Mesin S-1, sekaligus Kepala Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITN Malang.

Baca juga : Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang Raih Pendanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka 2024

Menurut Djoko, Keunikan kuliah di Teknik Mesin S-1 ITN Malang terletak pada kurikulum yang lebih banyak melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk memperkuat kompetensi saat semester 7 prodi juga akan mengirimkan mahasiswanya magang ke industri. Pada saat magang inilah mahasiswa bisa mengenal berbagai mesin, serta mengerjakan berbagai proyek. Bahkan bila etos kerja, dan etika mahasiswa baik mereka bisa direkrut kerja di industri tersebut. Ada 22 industri yang telah bekerja sama dengan Teknik Mesin S-1 ITN Malang. Tahun ini teknik mesin juga mendapat hibah pendanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari pemerintah.

Pada trial clas online yang diikuti siswa SMK/SMA baik yang masih aktif maupun sudah lulus Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang memberikan reward diskon DPP 30% bagi siswa yang meneruskan pendidikan di ITN Malang. Pada Juni 2024 ini, Prodi Teknik Mesin juga akan membuka trial class secara offline di Laboratorium Energi Alternatif, Laboratorium Desain dan Laboratorium Material.

Djoko Hari Praswanto, ST., MT., (atas kanan) dosen Teknik Mesin S-1, sekaligus Kepala Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) ITN Malang saat memberikan pengantar pada trial class Teknik Mesin S-1 ITN Malang. (Tangkapan Layar Zoom Meeting)

Materi trial class “Forensik Material” diberikan oleh Tito Arif Sutrisno, S.Pd., MT., dosen teknik mesin. Pada forensik material yang diidentifikasi adalah bahan, dan material. Forensik material sangat penting dalam teknik mesin. Ini menyangkut 5 alasan. Yakni untuk keamanan dan keandalan, misalnya dalam investigasi kecelakaan dan pencegahan kegagalan. Pengembangan material baru yang lebih kuat, tahan lama, dan inovasi material. Efisiensi dan biaya, penilaian kualitas. Serta untuk penerapan hukum dan regulasi.

Menurut Tito, engineer perlu jeli melihat penyebab kecelakaan kerja. Salah satunya dari kegagalan komponen. Seperti pada mekanik terjadi kecacatan logam, material adanya korosi dan aus, peralatan bisa terjadi pada kesalahan kalibrasi, kelistrikan adanya kelebihan tegangan, dan adanya pengaruh dari luar seperti terkontaminasinya fluida.

“Kegagalan material dapat disebabkan beberapa hal. Adanya kesalahan operasi, kesalahan penerapan material, cacat vibrasi, dan kelelahan/fatik,” katanya.

Untuk menghindari kecelakaan maka perlu diperhatikan ciri-ciri komponen atau material yang dinyatakan gagal. Seperti komponen atau material tersebut sudah tidak bisa digunakan atau berhenti beroperasi sama sekali, komponen atau material masih bisa digunakan tapi masa pemakaiannya tidak terlalu lama, komponen atau material tersebut mengalami gangguan sehingga jika digunakan atau dinyalakan malah membahayakan.

“Ciri atau tanda awal suatu komponen mengalami kegagalan adalah timbulnya retakan dan patahan yang menjalar ke beberapa bagian sehingga menyebabkan cacat material,” tambahnya.

Tito mencontohkan kasus forensik material di teknik mesin yang pernah terjadi adalah kegagalan turbin pesawat yang kerap disebabkan oleh kelelahan material akibat siklus panas yang berulang. Kemudian ada kasus runtuhnya jembatan. Serta kasus recall otomotif, dimana analisis material yang digunakan pada sistem pengereman mobil yang gagal memenuhi standar keamanan, menyebabkan recall besar-besaran.

“Kalau dari analisis forensik jembatan yang runtuh menunjukkan adanya korosi yang tidak terdeteksi pada kabel penopang,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023