
Menjelajah Pedalaman, Mahasiswa PWK ITN Malang Rancang Kota Masa Depan Mahakam Ulu
Sebanyak 37 mahasiswa PWK S-1 ITN Malang teliti perencanaan kota baru di Mahakam Ulu. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Sebanyak 37 mahasiswa semester 4 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) melakukan studi lapangan di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Mereka didampingi oleh dosen, dan tiga asisten berangkat dari Kota Malang pada Senin 24 Februari 2025, dan kembali sampai di Kota Malang pada Senin 10 Maret 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Studio Perencanaan Kota dan disponsori oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mahakam Ulu.
Dr. Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT., dosen Studio Perencanaan Kota sekaligus tenaga ahli ITN Malang menjelaskan, pada mata kuliah Studio Perencanaan Kota mahasiswa ditugaskan untuk menyusun perencanaan kota baru di enam kecamatan di Mahakam Ulu. Mereka dibagi menjadi delapan kelompok untuk melakukan survei dan analisis di lapangan.
“Tugas mahasiswa adalah melakukan survei untuk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Ujoh Bilang dan Batu Majang, serta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Long Apari, Long Pahangai, Datah Deve, dan Mamahak Besar,” jelas Nurul sapaan akrab Agustina Nurul Hidayati saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Baca juga : Buka Bersama di ITN Malang, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Beri Motivasi dan Bernostalgia Semasa Kuliah
Nurul menjelaskan, RTBL fokus pada penataan bangunan dan lingkungan dengan skala yang lebih besar (1:1.000), sementara RDTR memiliki skala yang lebih kecil (1:5.000). Survei RTBL mencakup data fisik dan aspek desain seperti edge (batas kawasan), distrik/ kawasan, path (jalan dan infrastruktur), node (lokasi yang mudah diingat orang), dan landmark (penanda besar).
Mahasiswa PWK S-1 ITN Malang mengerjakan hasil survei perencanaan kota baru di Mahakam Ulu. (Foto: Istimewa)
“Untuk Long Apari dan Long Pahangai merupakan kawasan strategis nasional perbatasan. Jadi lokasi-lokasi perbatasan negara, sehingga memiliki kekhasan tersendiri terutama sebagai wajah negara dan kawasan strategis dari aspek keamanan negara” tambahnya.
Diceritakan, perjalanan ke lokasi studi lapangan tidaklah mudah. Dari Surabaya mereka menggunakan kapal laut Dharma Ferry 7 ke Balikpapan. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Kutai Barat (Tering) menggunakan dua bus kecil dan tiga mobil. Dari Kutai Barat naik speed ke Ujoh Bilang selama 4 jam untuk sampai di pos I sebelum menuju lokasi survei.
Sesampainya di Ujoh Bilang Ibu Kota Kabupaten Mahakam Ulu, usai beristirahat dihari yang sama mereka langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk memverifikasi lokasi survei dan batas wilayah (deliniasi) yang akan direncanakan di masing-masing kecamatan.
Lokasi Ujong Bilang berdekatan dengan Batu Majang, sedangkan lokasi yang paling jauh adalah Long Apari. Dari Ujoh Bilang ditempuh selama 9,5 jam perjalannya melewati sungai. Dimana 5 jam naik speedboat ke Tiong Ohang Ibu Kota Kecamatan Long Apari, setelah itu masih harus naik longboat selama 4 hingga 4,5 jam perjalanan bergantung derasnya air sungai. Kondisi geografis yang menantang, seperti riam sungai, menambah kesulitan perjalanan.
Rombongan Studio Perencanaan Kota ITN Malang berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN). (Foto: Istimewa)
“Ketika menuju Long Apari, di Riam 611 kami terpaksa turun karena ada Yonif 611 (Batalyon Infanteri 611) yang (speedboat) terbalik. Sepulangnya dari Long Apari, Long Pahangai dan Data Dawai, di Riam Udang kami harus jalan kaki karena riamnya berputar, sangat berbahaya,” ceritanya.
Selama 10 hari di lokasi, para mahasiswa melakukan survei intensif dan menyusun presentasi hasil survei dalam bentuk PowerPoint dan video yang dipaparkan di DPUPR Ujoh Bilang . “Ini adalah pengalaman berharga bagi mahasiswa. Mereka belajar langsung bagaimana proses perencanaan kota di lapangan, mulai dari survei, analisis, hingga menyusun konsep pengembangan,” ujarnya.
Keterbatasan fasilitas dan mahalnya harga bahan makanan di lokasi membuat para mahasiswa harus mandiri dalam menyiapkan makanan. Namun, pengalaman ini justru memacu semangat mereka untuk bekerja keras dan menghasilkan data yang komprehensif.
“Alhamdulillah, Pemda Kabupaten Mahakam Ulu memberikan apresiasi atas kerja keras mahasiswa. Data yang mereka kumpulkan akan menjadi dasar penting dalam perencanaan pembangunan kota di wilayah tersebut,” pungkasnya. Para mahasiswa akan kembali mempresentasikan hasil analisis isu strategis dan perumusan rencana tata ruang di hadapan Pemda Mahakam Ulu dalam waktu dekat.
Usai kegiatan di Mahakam Ulu, rombongan ITN Malang juga sempat berkunjung ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengenal rencana tata ruang Ibu Kota Nusantara, termasuk konsep pembangunan berkelanjutan – Kota Hutan dan smart city yang diusung di kawasan tersebut. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)