Inovasi Campuran Aspal Spectra Bawa Pulang Dua Juara
Tim Tim Spectra Trisula Weda Juara Harapan 1 (tiga kiri), dan Tim Spectra Ambis Juara Harapan 2 (tiga kanan), Asphalt Competition Civil Classical Fest 2023, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada pertengahan Juni 2023 lalu. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Akses jalan menjadi faktor penting untuk menunjang pembangunan sektor lainnya. Dibalik giatnya pembangunan jalan hendaknya tetap memperhatikan kepedulian terhadap lingkungan. Untuk itu sebagai akademisi mahasiswa teknik sipil dituntut selalu berinovasi dalam bidang perkerasan jalan.
Terdorong hal tersebut Tim Spectra Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mengikuti Asphalt Competition Civil Classical Fest 2023. Dua Tim Spectra berhasil meraih juara. Event tahunan ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada pertengahan Juni 2023 lalu.
Mereka adalah Tim Spectra Trisula Weda meraih juara harapan 1, dan Tim Spectra Ambis meraih juara harapan 2. Spectra Trisula Weda terdiri dari Vernanda Dinsti Putra (angkatan 2020), Firnas Naufal (angkatan 2020), dan Pramudya Tri Pradana (angkatan 2020). Sedangkan Spectra Ambis terdiri dari Vandrew Prananda Manginte (angkatan 2020), Mohammad Reza Darus Salam (angkatan 2020), dan Bhara Prasetyo Rizky Putra Sagita (angkatan 2020).
Baca Juga : Tim Spectra Teknik Sipil ITN Malang Masuk Babak Final 10 Besar Lomba Kuat Tekan Beton Petra
“Kompetisi ini untuk mendorong dan mengembangkan kreativitas dan talenta dalam bidang perkerasan jalan. Serta pelaksanaan campuran aspal dengan kepedulian terhadap lingkungan untuk mendukung pembangunan Indonesia Emas 2045,” jelas Vernanda Dinsti Putra dari Spectra Trisula Weda.
Kompetisi diikuti total 26 tim mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Seperti Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri Malang, UGM, UNS, Universitas Brawijaya, Universitas Lampung, dan lain sebagainya.
Dua Tim Spectra Teknik Sipil S-1 ITN Malang (almamater biru) raih dua juara pada Asphalt Competition Civil Classical Fest 2023, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (Foto: Istimewa)
Perlombaan terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap seleksi dan tahap final. Pada tahap seleksi peserta diminta membuat proposal dan membuat benda aspal campuran Hot Rolled Sheet/HRS sebanyak lima sampel dengan kadar aspal yang berbeda. Kemudian proposal dan benda uji dikirimkan ke panitia untuk diuji dan diberikan penilaian. Acuan pembuatan benda uji, sistem pengujian (pengujian marshall), penilaian juga didasari dari ketentuan yang berlaku di Indonesia dalam hal ini spesifikasi umum Bina Marga tahun 2018 revisi 2.
“Setelah dilakukan penilaian terhadap proposal dan benda uji, diambil lima tim dengan nilai tertinggi. Spectra ITN Malang menurunkan empat tim, namun hanya dua dua tim yang lolos ke tahap final (Spectra Ambis dan Spectra Trisula Weda),” lanjut Vernanda.
Pada kompetisi kali ini peserta diminta membuat campuran aspal HRS (Lataston) dengan pemanfaatan limbah organik dan anorganik dengan ketahanan dan kekuatan yang tinggi. Menurut Vernanda, Tim Spectra Trisula Weda untuk inovasi pemanfaatan limbah menggunakan campuran serbuk ban karet bekas, limbah plastik LDPE, limbah perkerasan aspal, abu ampas tebu, dan limbah onyx.
Baca juga : Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang Lakukan Proyek Kewarganegaraan
Sementara Tim Spectra Ambis inovasinya menggunakan bahan serbuk ban karet bekas, limbah tutup botol plastik, dan limbah perkerasan aspal. Penerapannya, limbah tutup botol dicacah terlebih dahulu menggunakan mesin sehingga menjadi potongan kecil. Demikian juga untuk ban karet bekas. Ban karet dicacah menggunakan mesin hingga menjadi serbuk. Nantinya kedua bahan dicampur dengan agregat dan aspal pada saat pemanasan.
“Kami menggunakan limbah tutup botol dan limbah serbuk ban karet bekas sebagai bahan pengganti aspal. Sehingga nantinya kadar aspal yang digunakan lebih sedikit. Penggunaan limbah didasarkan dari jumlah limbah yang ada di Indonesia. Limbah sampah plastik cukup banyak, sehingga kami menggunakan dalam pembuatan campuran aspal. Dengan penggunaan limbah ini diharapkan dapat mengurangi limbah yang ada,” terang Vandrew Prananda Manginte. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)