Mahasiswa Teknik Elektro Bantu Petani Buah Naga Maksimalkan PLTS dengan Solar Tracker
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2024, ITN Malang. Ki-ka: Dimas Wahyu Firmansyah, Reyhan Octio Ardista, Trio Nur Prawito, dan Muhamad Cahyo Samudro. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Saat musimnya kerap kali kita temui buah naga melimpah di pasaran dengan harga bersahabat. Tapi, ada kalanya buah naga sulit kita temui. Pasalnya panen raya buah naga hanya terjadi pada bulan-bulan tertentu. Hal ini menjadi tantangan bagi para petani buah naga di Banyuwangi sebagai sentra penghasil buah naga untuk bisa menghasilkan panen buah naga sepanjang tahun.
Melihat fenomena tersebut, empat mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mencoba membuat “Sistem Modul Surya Sebagai Penyinaran Cahaya Otomatis pada Buah Naga di Malam Hari”. Penelitian mereka lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2024. Mereka adalah tiga mahasiswa Teknik Elektro S-1 yakni, Dimas Wahyu Firmansyah (2112059), Trio Nur Prawito (2112054), Muhamad Cahyo Samudro, (2212015), dan mahasiswa Teknik Mesin S-1, Reyhan Octio Ardista, (2311042). Dibawah bimbingan Alfarid Hendro Yuwono, SST., MT.
“Awal penelitian ini saat salah satu anggota kami sedang berlibur di Banyuwangi. Di sana banyak pertanian buah naga. Nah, muncullah ide membuat pembangkit listrik tenaga surya untuk membantu pencahayaan buah naga di malam hari dengan menggunakan solar tracker,” kata Dimas Wahyu Firmansyah Ketua Tim PKM KC saat dihubungi lewat sambungan Whatsapp.
Solar tracker merupakan perangkat yang berfungsi untuk mengatur arah panel surya agar mengikuti pergerakan arah matahari. Sehingga solar cell mampu menangkap iradiasi matahari secara maksimal.
Sebenarnya beberapa petani buah naga sudah menggunakan panel surya/solar cell pada lahan mereka. Namun sayangnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) masih terdapat kendala. Seperti kemampuan solar cell dalam menangkap sinar matahari kurang maksimal. Salah satunya karena orientasi panel surya, atau posisi pemasangan panel surya yang tidak tepat. Sehingga iradiasi dari cahaya matahari yang diterima panel surya tidak maksimal.
Tim mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang membuat sistem modul surya sebagai penyinaran cahaya otomatis pada buah naga di malam hari. (Foto: Istimewa)
Membuat sistem modul surya menjadi keahlian mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang. Didukung mahasiswa Teknik Mesin mereka membuat prototype modul surya. Saat ini pembuatan prototype sudah sampai pada menyelesaikan solar tracker dan tiang-tiang penyanggah lampu. Include program arduino solar tracker dan lampu otomatis.
Dikatakan Dimas, secara ekonomis solar cell ini dapat membantu menghemat biaya pengeluaran dan meningkatkan hasil produksi buah naga. Sementara secara teknologi memodernisasi sektor pertanian dengan memasukkan keilmuan teknik elektro dapat dilakukan dengan rangkaian yang praktis dan efisien.
“Penggunaan solar cell diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas buah naga, serta dapat menambah jumlah panen buah naga dalam setahun. Solar cell juga dapat menghemat daya listrik yang dipakai hingga mampu bertahan 5-10 tahun,” imbuhnya.
Bahan-bahan utama yang mereka gunakan untuk membuat solar cell antara lain: modul surya, baterai, solar charge controller, lampu LED AC, sensor LDR, arduino uno, modul relay DC 5 V, dan fitting inverter. Untuk membuat layout dari alat, mereka harus survei lapangan. Untuk itu dilakukan survei di daerah Lawang Kabupaten Malang, dimana topografinya mirip dengan daerah Banyuwangi. Kemudian menganalisa besarnya surya cell (100 WP) yang perlu digunakan, serta menganalisa besar ampere dan volt baterai. Tak lupa juga luas penampang kabel dan banyaknya lampu yang diperlukan.
Baca juga : Mahasiswa Teknik Mesin Teliti Sandblasting Penghilang Karat pada Besi dan Logam
Untuk solar tracker akan bekerja pada siang hari dengan bergerak mengikuti iradiasi matahari (intensitas energi matahari) optimal yang digerakkan oleh motor DC, lalu menyuplai daya ke baterai. Saat malam hari sensor LDR akan mengirimkan sinyal ke arduino uno sebagai input. Kemudian arduino mengeluarkan perintah menyalakan relay untuk menghidupkan lampu LED.
“Cahaya dari lampu LED berperan membantu tanaman buah naga untuk memproduksi bunga dan buah. Petani juga tidak perlu melakukan monitoring setiap hari, karena lampu akan otomatis mati saat pagi dan hidup saat malam hari,” jelas mahasiswa ITN Malang semester 6 ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).