Teknik Mesin S1 ITN Malang Tempat Belajar Bagi Siswa SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen
Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes Setyawan, ST., MT., menerima rombongan SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen.
Malang, ITN.AC.ID – Belajar di perguruan tinggi menjadi pengalaman berharga bagi siswa sekolah. Kesempatan yang jarang didapat ini dimanfaatkan betul oleh SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, Kabupaten Malang. SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen mengirimkan 27 siswa dan empat guru untuk belajar di Prodi Teknik Mesin S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) pada Sabtu (02/11/2024).
Siswa kelas XII Teknik Pemesinan (TPm) ini diterima langsung oleh Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes Setyawan, ST., MT., di Ruang Amphi Mesin Lt. 2, Kampus 2 ITN Malang. Teknik Mesin ITN Malang saat ini telah Terakreditasi Unggul oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Program Studi Teknik (LAM Teknik), Badan Tetap Akreditasi Pendidikan Keteknikan, Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Didukung dosen yang berkompeten dan memiliki sertifikat profesi keteknikan.
“Alumni ITN juga solid. Jaringan alumni ini sangat penting. Ketika nanti mahasiswa lulus, alumni kami juga membantu memberikan informasi lowongan pekerjaan. Kami akan menitipkan lulusan baru kami ke industri dimana alumni bekerja. Ini sudah menjadi jaringan sistem dari teknik mesin,” kata Eko dalam sambutannya.
Eko juga menjelaskan, Prodi Teknik Mesin S-1 saat ini memiliki 13 laboratorium yang mendukung pembelajaran. Teknik Mesin S-1 juga membuka kesempatan bagi sekolah untuk bisa memanfaatkan fasilitas laboratorium tersebut. Pada kesempatan ini prodi membuka tiga laboratorium untuk belajar, yakni Lab. CAD, Lab. Manufaktur, dan Lab. Metalurgi.
“Hari ini adik-adik akan fokus belajar membuat desain di Lab. CAD untuk perencanaan produk, dari sini kemudian belajar proses produksi di Lab. Manufaktur hingga pengujian produk yang dihasilkan di Lab. Metalurgi,” lanjutnya.
Baca juga:Alasan Prodi Teknik Mesin S-1 Getol Mendekatkan Mahasiswa dengan Dunia Industri
Secara singkat tahapan belajarnya, siswa akan diberi materi mendesain suatu program menggunakan inventor. Program Inventor atau Autodesk Inventor merupakan perangkat lunak CAD 3D yang digunakan untuk desain dan rekayasa produk. Setelah membuat desain/gambar dilanjut ke proses produksi untuk membuat plat spesimen uji tarik. Di sini siswa diajari cara proses cutting pada produksi plat dengan laser cutting. Kemudian plat tersebut dilakukan uji tarik. Hasil uji tarik akan dibandingkan antara hasil simulasi dan pengujian.
SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen belajar di Laboratorium Manufaktur, Teknik Mesin, ITN Malang.
Rombongan SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dipimpin oleh Subekti Andarbeni, S.Pd., guru mata pelajaran Teknik Pemesinan. Menurutnya, Teknik Mesin S1 ITN Malang menjadi pilihan belajar karena ada beberapa bengkel yang tidak dimiliki oleh sekolah, terutama pengujian logam.
“Untuk materi ilmu bahan di SMK kami masih awal, dan diberikan di kelas X. Semua materi kami tentang dasar-dasar pemesinan, untuk materi khusus ilmu bahan tidak ada. Makanya anak-anak kami ajak datang ke ITN untuk belajar pengujian logam, perlakuan, dan kekuatan pengujian. Membuat gambar hingga menjadi produk. Untuk analisis sama sekali mereka tidak pernah. Harapan kami mereka tertarik nantinya kuliah di ITN,” jelasnya.
Harapan dari kunjungan belajar ini adalah untuk memperluas wawasan siswa mengenai dunia industri dan teknologi terkini di bidang teknik mesin, memberikan motivasi kepada siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi khususnya di bidang teknik, serta mengeratkan kerja sama antara SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen dengan ITN Malang.
Baca juga:ITN Malang dapat Kunjungan Industri SMK Muhammadiyah Slawi
Noval Prayoga salah satu siswa SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen membenarkan bahwa mereka baru menjumpai laboratorium untuk belajar lebih jauh di ITN Malang. Dia juga ikut aktif dalam kelompoknya membuat plat spesimen uji tarik.
“Belajar seperti ini penting banget, karena bisa praktek langsung. Tadi saya ikut mengoperasikan alat laser cutting. Kami juga belajar di laboratorium komputer untuk mendesain dengan desain inventor,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)