
Walk-in interview PT MIR Ungkap yang Harus Dikuasai Pelamar
Walk-in interview PT MIR di ITN Malang. Kika: Romel Hendi, Manufacturing Development Manager Cahaya Buana Group (CBG), Isman Halis, Manajer HRD PT MIR, dan Kepala Pusat Karir ITN Malang, Dr. Lila Ayu Ratna Winanda, ST., MT. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Setiap perusahaan memiliki metode wawancara yang berbeda-beda dalam rekrutmen. Bergantung jenis industri, jenis pekerjaan, kebijakan perusahaan, dan sebagainnya. Seperti halnya saat PT Malindo Intitama Raya (MIR) melakukan walk-in interview di Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang), pada akhir Januari 2025 lalu.
Digelar oleh Pusat Karir ITN Malang, walk-in interview diikuti sekitar 50 peserta dari alumni dan umum termasuk lulusan SMK. Walk-in interview ini menjadi kali ketiga yang dilakukan oleh MIR di ITN Malang. Kali ini selain Isman Halis, Manajer HRD PT MIR, juga turun langsung Romel Hendi, Manufacturing Development Manager Cahaya Buana Group (CBG). Dimana PT MIR adalah anak perusahaan dari PT CBG yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan furniture yang berlokasi di Malang, Jawa Timur.
Romel Hendi menjelaskan, pihaknya sedang mencari sumber tenaga kerja yang bisa ditempatkan di berbagai cabang perusahaan. Termasuk di pabrik plastik yang berjumlah delapan cabang di seluruh Indonesia, dan baru-baru ini pihaknya juga sedang membuka cabang di Palu.
“Kami sedang mencari kader-kader yang bisa kami training, dan bersedia ditempatkan di cabang perusahaan kami yang membutuhkan,” kata Romel.
Ada tujuh posisi yang dibutuhkan, yakni, SPV produksi, SPV maintenance mesin, SPV PPIC, management trainee (MT), teknisi, foreman produksi, dan operator produksi. Namun tidak menutup kemungkinan jika sumber daya bagus akan ditempatkan di bagian lain yang sesuai. Selain membutuhkan lulusan S-1, perusahaan juga merekrut lulusan SMK untuk operator. Perusahaan juga memberi kesempatan masing-masing bagian untuk mengembangkan karir sehingga bisa menjadi kepala produksi.
Baca juga : Achmad Fatahilah Alumnus ITN Malang: Jadilah Bos Bagi Diri Sendiri!
Menurut Romel, tes interview dibagi dalam empat tahap. Yakni tes logika dasar, tes spasial, tes PPIC, dan tes penalaran bahasa. Logika dasar teknik semua pelamar harus memiliki karena ini sebagai bekal jika bekerja di lingkungan yang berkaitan dengan teknik. Sementara tes spasial digunakan untuk mengukur kemampuan kandidat dalam memecahkan masalah, PPIC berpikir kritis, dan menerapkan informasi.
Tes spasial mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir spasial. Memiliki kemampuan memetakan (membayangkan objek) dalam pikirannya. Visual dalam mind map bisa mengorganisir informasi secara visual. Selanjutnya adalah PPIC singkatan dari Production Planning and Inventory Control adalah tes untuk menguji kemampuan dalam merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku.
Romel Hendi, Manufacturing Development Manager Cahaya Buana Group (CBG), melakukan interview kepada lulusan ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
“PPIC ini untuk yang lebih suka menghitung, karena berhubungan dengan kapasitas produksi. Seberapa tingkat optimal produksi, dan sebagainya,” katanya.
Dan tes terakhir adalah penalaran bahasa. Saat proses interview yang pernah dia lakukan kebanyakan kandidat masih belum bisa mengasumsikan kalimat. Maka, pada proses perkuliahan di kampus fokus dan ketajaman mahasiswa dalam mengerjakan tugas/ projek harus dibenahi. Serta pada spesialisasi mata kuliah atau tugas akhir yang diambil ketajaman mahasiswa dalam melihat suatu kasus juga harus diasah.
“Mahasiswa kebanyakan salah menangkap maksud yang kami tanyakan. Sampai harus dipancing dengan gambaran. Ini menjadi pengalaman ketika nanti mendapat kesempatan wawancara kembali,” tandasnya.
Salah satu kandidat yang memberikan testimoni adalah Natanael Joe Farel, alumni Teknik Sipil S-1 ITN Malang. Natanael pada interview ini melamar bagian MT (management trainee). Dia mengaku memiliki basic organisasi. Selain kuliah, Natanael juga aktif mengikuti organisasi di luar kampus, dan dipercaya mengelola beberapa program kerja.
“Di organisasi saya belajar manajemen waktu, organisasi, dan anggota. Cocok nanti ketika di pabrik bisa memanage tim dan program sehingga bisa memenuhi target perusahaan,” ujar lulusan program alih jenjang ini.
Baca juga : PT Malindo Intitama Raya Komitmen Campus Hiring di ITN Malang
Untuk persiapan memasuki dunia kerja Natanael usai lulus pada September 2024 lalu giat mencari pengalaman. Harapannya nanti ketika dia keterima kerja bisa terus mengasah soft skill dengan mengikuti berbagai pelatihan.
“Saya ingin menjadi HSE (Health, Safety, and Environment), dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Mulai September 2024 kemarin saya mengikuti pelatihan soft skill, dan mengembangkan potensi lainnya,” kata alumnus asal Malang ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)