Kelonggaran Salat Ied, Jamaah Salat Idulfitri di ITN Malang Melonjak
Salat Idulfitri di Kampus 1 ITN Malang dimulai pukul 06.30 WIB dengan imam salat Ied Ustadz Drs. Sabroni, dan khatib Gus Nasyim, Senin (02/5/2022). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Pelaksanaan salat Idulfitri tahun 2022 mulai mendapat kelonggaran. Sejak pandemi Covid-19, tahun ini pemerintah sudah memperbolehkan pelaksanaan salat Idulfitri di masjid, dan lapangan dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Kebijakan inipun dimanfaatkan oleh Institut Teknologi nasional (ITN) Malang, dan Masjid Muhajirin untuk kembali menggelar salat Idulfitri 1443 H bersama, di halaman Kampus 1 ITN Malang, Senin (02/5/2022).
Mulai pukul 05.30 para jamaah sudah berdatangan ke kampus teknik yang berlokasi di Jalan bendungan Sigura-gura No 2, Lowokwaru, Kota Malang. Bahkan jumlah jamaah yang terdiri dari civitas akademika ITN Malang, dan warga sekitar kampus kurang lebih 600 orang. Jumlah ini melebihi dari jumlah jamaah tahun lalu. Lonjakan jamaah tersebut sebagai dampak dari kelonggaran persyaratan mudik lebaran dari pemerintah. Sementara, untuk salat Idulfitri sendiri dimulai pukul 06.30 WIB, dengan imam Ustadz Drs. Sabroni, dan khatib Gus Nasyim.
Baca juga : Berbagi Berkah Ramadan, Mahasiswa Teknik Industri Bagikan Makanan
Mukat Arif ketua panitia salat Idulfitri Masjid Muhajirin mengatakan, seperti sebelum-sebelumnya untuk panitia salat Ied merupakan kolaborasi kepanitiaan dari Masjid Muhajirin, dan mahasiswa Lembaga Dakwah Islamiyah (LDI) ITN Malang. Sebelumnya, sepanjang bulan Ramadan panitia Masjid Muhajirin telah melaksanakan berbagai kegiatan. Seperti, pembagian takjil gratis, donor darah, cek gula darah, sahur bareng pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, dan qiyamul lail (amalan beribadah pada malam hari).
“Kami (panitia) juga menerima zakat fitrah dan zakat mall. Untuk penyalurannya di daerah binaan Masjid Muhajirin di Kecamatan Singosari, dan daerah Malang Selatan,” jelas Mukat.
Sementara itu dalam khotbah salat Ied Gus Nasyim mengajak para jamaah untuk saling memaafkan dengan legowo. Tahun 2022 dimana banyak masyarakat memiliki kesempatan untuk pulang kampung, seyogyanya kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan. Kesalahan satu tahun dilebur dalam momen Idulfitri. Dosa atau kesalahan manusia kepada Allah menimbulkan hak bagi Allah untuk menuntut penebusan dari manusia. Umat Islam menjalankan puasa Ramadan adalah upaya untuk menebus dosa dan maaf kepada Allah. Kembali kepada kesucian. Bagaimanapun dalam kehidupan, manusia tidak akan luput dari kesalahan kepada sesama.
Baca juga : Sedekah Ramadan Bersama Alumni ITN Malang
“Sifat pendendam dan tidak mau memaafkan bukanlah sifat orang beriman. Orang yang beriman apabila marah mau memaafkan. Memaafkan merupakan suatu kualitas dan tingkat moralitas tersendiri. Kalau kita ikhlas memaafkan kepada orang lain berarti kita menutupi kesalahan orang lain, dan rasa marah kita sendiri. Keduanya saling berkaitan. Ingat pesan Nabi Muhammad SAW, ‘jangan berselisih sampai tiga hari!’. Mudah-mudahan kita bersama-sama termasuk orang-orang yang beriman,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)