PSHT ITN Malang Bawa Pulang 6 Medali Pencak Silat Dandim Cup Kediri 2022
Tim PSHT ITN Malang bawa pulang 6 medali Pencak Silat Dandim Cup Kediri 2022. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang raih tujuh medali pada Kejuaraan Pencak Silat Dandim Cup Kediri 2022, di GOR Jayabaya Kota Kediri, Selasa (18/10/2022). Dengan rincian 2 perak, dan 4 perunggu di kelas tanding. Kejuaraan ini memperingati HUT TNI ke 77, Kodim 0809/Kediri. Meski baru kali pertama digelar, Kejuaraan Pencak Silat Dandim Cup Kediri 2022 diikuti kurang lebih 1.693 atlet silat seluruh Jawa Timur dari berbagai usia.
Menariknya, keikutsertaan atlet ITN Malang dalam event ini didominasi oleh mahasiswa baru, dan baru saja bergabung dengan UKM PSHT. Bahkan, yang menyabet medali perak adalah mahasiswa semester satu, yakni Rizal Albian Deni (Teknik Mesin S-1) Kelas 55-60 Kg, dan Refi Marinda (Teknik Geodesi S-1) Kelas 55-60 Kg.
Sementara, untuk medali perunggu diperoleh oleh Devan Arya Danindra (Teknik Elektro S-1) Kelas 45-50 kg, Elfis Bria Gincalves Nheu (Teknik Mesin S-1) Kelas 50-55 Kg, Yogi Ainur R Anggara (Teknik Informatika S-1) Kelas 60-65 Kg, dan Gilbertus Jhon Paul Ivan (Teknik Industri S-1) Kelas 65-70 Kg.
Pencak Silat Dandim Cup Kediri 2022 menjadi pengalaman baru bagi Rizal Albian Deni. Pasalnya, mahasiswa Teknik Mesin S-1 ini baru beberapa bulan bergabung dengan UKM PSHT ITN Malang. Meskipun belum memberikan performa secara maksimal, memperoleh medali perak sudah menjadi kebangaan sekaligus motivasi bagi Rizal.
“Ini pengalaman pertama ikut pertandingan. Lawan saya lebih tinggi, dan lebih berpengalaman. Cukup puas di urutan kedua. Kedepannya harus lebih mempersiapkan fisik dan teknik,” kata mahasiswa asal NTB ini saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Baca juga : Seratus Pendekar PSHT datangi ITN Malang
Rizal menyatakan, ketertarikannya bergabung dengan UKM PSHT dan berlatih silat adalah untuk membela diri. Apalagi silat merupakan budaya asli Indonesia. Padahal semasa SMP ia pernah berlatih karate, tapi ia memilih pencak silat sebagai olahraga. “Silat asli Indonesia, jadi saya pilih PSHT,” ujar mahasiswa semester satu ini.
Penyabet medali perak lainnya adalah Refi Marinda. Dara cantik dari Gorontalo ini memiliki darah keturunan Jember. Sejak kelas 2 SMP Refi sudah berlatih silat, namun baru benar-benar aktif berlatih ketika SMK. Sayangnya semasa sekolah keinginan mengikuti kejuaraan belum pernah terlaksana.
“Dulu waktu sekolah mau ikut kejuaraan, tapi saat latihan sempat kecelakaan beberapa kali, jadi batal ikut. Bersyukurnya saat masuk kuliah langsung ada event kejuaraan, jadi bisa langsung ikut. Bisa menerapkan ilmu yang saya dapat sebelumnya (saat di SMK),” tuturnya.
Kejadian gagal ikut kejuaraan pun hampir saja menimpa pada Refi. Kurang dari seminggu event di Kediri, saat berlatih tangan kiri Refi sempat cedera hingga bengkak, dan harus selalu dikompres. “Sempat salah teknis waktu latihan. Jadi saat bertanding sebisa mungkin saya menjaga tangan yang sakit agar tidak kena pukulan. Sempat sih dilarang oleh orang tua bertanding. Tapi keinginan saya lebih besar. Alhamdulillah saat kejuaraan sedikit bisa nyaman. Tapi saat bertanding saya sempat jatuh (di gelanggang) agak sakit juga,” kenang dara yang terlihat lemah lembut, tapi jagoan di gelanggang.
Waktu final Refi sempat dua kali jatuh, dan dua kali terkena tendangan lawan. Hal inilah yang membuat tangannya yang awalnya membaik jadi terasa sakit. Pada Dandim Cup Kediri mahasiswa semester satu ini bertanding tiga kali. Ia harus tumbang saat melawan atlet silat dari Kediri yang lebih berpengalaman. Refi sempat nervous (grogi) saat akan bertanding, namun baginya masih dalam kewajaran karena baru kali pertama.
“Sukurnya tidak demam panggung. Kalau nervous biasanya saya menghubungi orang-orang terdekat seperti orang tua. Dengan begitu nervous saya berkurang,” imbuh Refi yang sangat mengidolakan Wewey Wita, atlet pencak silat Indonesia penyumbang medali emas di Asian Games 2018.
Baca juga : Ibnu Rossie Adiyo Atlet Wushu ITN Malang Raih Medali Emas Kejuaraan SLC Cup 2022
UKM PSHT ITN Malang selektif dalam menyaring anggotanya mengikuti pertandingan. Tiap siswa (anggota) dipantau kemajuan berlatihnya. Hal ini disampaikan oleh Official UKM PSHT ITN Malang Aldi Risaldi. Menurut Aldi, siswa PSHT ITN Malang memiliki teknik bertanding bagus, namun masih kurang dalam mental. Maka selain banyak latihan perlu sering mengikuti berbagai event kejuaraan.
“Kalau Rizal sudah memiliki mental bermain, dan orangnya tidak mau kalah. Fisik tendangan kakinya juga bagus. Tapi sayang saat di final kemarin agak kelelahan. Ada pengunduran jadwal jadi satu hari atlet harus bertanding tiga kali,” jelasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)