Teknik Listrik D-3 ITN Malang Pelaksana Pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan Muhammadiyah I Malang
Kepala Program Studi Teknik Listrik D-3, Ir. Eko Nurcahyo, MT, (tiga dari kanan) dan Sekretaris Prodi Teknik Listrik D-3, Rachmadi Setiawan, ST., MT (tiga dari kiri) bersama para guru SMK Muhammadiyah I Malang. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Program Studi Teknik Listrik D-3, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang selama tiga tahun ke depan akan mendampingi Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMKPK), SMK Muhammadiyah I (SMK Muhisa), Malang. Hal ini setelah sebelumnya ITN Malang ditetapkan sebagai perguruan tinggi Pelaksana Pendampingan Program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021, oleh Dirjen Pendidikan Vokasi.
Menurut Kepala Program Studi Teknik Listrik D-3, Ir. Eko Nurcahyo, MT, pihak perguruan tinggi sebagai pendamping SMKPK, agar yang direncanakan oleh sekolah sesuai dan selaras (link and match) dengan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri). Sehingga, SMKPK yang didampingi nantinya akan menjadi rujukan atau tolok ukur bagi SMK lain di daerahnya.
“Unggul di sini bukan berarti eksklusif atau favorit ya. Namun, mampu menciptakan SMK unggul yang bisa melatih SMK lain untuk jadi unggul juga. SMK Pusat Keunggulan menjadi pengimbas bagi SMK lain. Intinya, adanya kolaborasi sekolah yang ada di sekitarnya. Jadi, nanti diharapkan SMKPK Muhammadiyah I akan menjadi rujukan di Malang,” terang Eko saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, Rabu (25/8/2021).
Dikatakan Eko, tugas dari pendampingan tersebut diantaranya, membantu menganalisa kekuatan dan kelemahan, serta mengembangkan potensi yang ada di SMK. Merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kegiatan yang efektif dan efisien. Membantu jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan sehingga mengalami peningkatan. Lulusan yang terserap di dunia kerja atau yang menjadi wirausaha selaras dengan pendidikan vokasi yang didalaminya.
“Memang diharapkan selaras dengan kompetensi keahlian program studi yang diambil. Makanya, kami harus ada kunjungan minimal dua minggu satu kali ke SMK yang dibina,” kata Eko.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, upaya mewujudkan keselarasan antara SMK dengan dunia kerja dapat ditempuh melalui pemenuhan delapan aspek link and match. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek soft skills, hard skills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (project based learning) untuk memastikan hard skills, soft skills, dan karakter yang kuat. Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja.
Baca juga : Mahasiswa Teknik Listrik D-3 Rancang Fast Charging Baterai Mobil Listrik
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin. Ketujuh, dilakukannya riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Eko mengatakan, pendampingan SMKPK membawa manfaat bagi peningkatan dan penguatan pendidikan vokasi baik untuk pendidikan tinggi maupun sekolah menengah kejuruan. Apalagi, bagi perguruan tinggi juga memiliki kewajiban untuk menerapkan tri dharma perguruan tinggi sebagai pengabdian kepada masyarakat dalam mengembangkan SMK sebagai Pusat Keunggulan.
Program SMKPK juga mengusung semangat Merdeka Belajar yang berfokus pada penguatan SDM serta mendekatkan dunia pendidikan dengan dunia profesional. “Teknik Listrik D-3 mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman. Terutama saat melakukan kerjasama dengan industri. Sehingga diharapkan mendorong lahirnya potensi-potensi baru antara perguruan tinggi, SMK, dan industri. Program ini sekaligus menjaga kesinambungan antar semua pihak khususnya kampus dan SMK untuk pengembangan kepakaran dan kompetensi keahlian,” pungkas Eko.
Sementara Sekretaris Prodi Teknik Listrik D-3, Rachmadi Setiawan, ST., MT menambahkan, Teknik Listrik D-3 lolos mendampingi SMKPK karena beberapa alasan. Yakni, akreditasi institusi minimal B, memiliki rekam jejak kerjasama dengan DUDI, memiliki pengalaman minimal 3 tahun bisa dalam hal pengajaran dan pembelajaran, pengembangan komunitas, dan lain-lain.
Baca juga : ITN Malang dan Universitas PGRI Ronggolawe Tuban Bangun Sinergi dengan MoU
“Ada beberapa persyaratan untuk menjadi pendamping SMKPK, salah satunya juga sudah terbiasa dengan teknologi informasi dan bersedia membina SMK di seluruh Indonesia,” kata Rachmadi. (me/Humas ITN Malang)