55 Mahasiswa PWK ITN Malang Magang MBKM ke Berbagai Daerah
Mahasiswa PWK ITN Malang Program Magang MBKM ATR/BPN. Kika: Virgina Decyntalia Prastika magang di Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur; Shela Morelli Bahan, magang di Kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah; dan Rindy Ayu Bella Saputri, magang di Koridor Kragan-Sluke, Rembang, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Diraihnya penilaian tertinggi Program MBKM 2021 oleh Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tidak lepas dari peran serta Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta mahasiswa yang terlibat di dalamnya. Sehingga, Kampus Biru mendapatkan Penghargaan Peduli Tata Ruang dari Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Maret 2022 di Jakarta.
Sebanyak 55 mahasiswa PWK ITN Malang di tahun 2021 mengikuti program magang MBKM ATR/BPN (Ditjen-TARU) di berbagai instansi pemerintah dibawah naungan Direktorat Jenderal Tata Ruang selama 6 bulan. Magang yang dilaksanakan secara luring dan daring ini salah satunya berada di Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Situbondo Jawa Timur, serta di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ada Muhamad Wildan Firmansyah. Mahasiswa PWK semester 6 ini magang di Kecamatan Ranuyoso, Lumajang. Wildan akrab disapa mengikuti magang secara luring, dan daring. Kegiatan luringnya ia survey langsung melihat eksisting, bekerja di kantor konsultan di Surabaya, dan mengikuti konsultasi publik di Lumajang.
“Pengalaman luar biasa. Magang ini bisa memberi saya pengalaman dan bekal ketika nanti saya terjun langsung ke dunia kerja. Harapannya, semoga dengan adanya program ini dapat memunculkan calon-calon planner yang siap masuk dunia kerja,” harap mahasiswa asal Pasuruan ini ketika dihubungi lewat sambungan WhatsApp.
Baca juga : Peroleh Nilai Terbaik MBKM 2021, ITN Malang Menangkan MBKM ATR/BPN
Masih di wilayah Jawa Timur tepatnya di Dinas PUPR Kabupaten Situbondo, Virgina Decyntalia Prastika melakukan survey lapangan di Kecamatan Panji. Virgin tugasnya ikut mengumpulkan dan menyusun 69 database RDTR Wilayah Pengembangan (WP) Kecamatan Panji, Situbondo.
Meskipun kegiatan luring hanya satu Minggu, Virgin masih sempat mengikuti Rapat Sinkronisasi Penyusunan WP Paiton antara Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo. Rapat yang dilaksanakan di Dinas PUPR Situbondo ini menghasilkan berita acara sinkronisasi.
“Kalau daringnya saya gunakan untuk menyusun kerangka acuan kerja (KAK). Dan setelah survey saya menyusun laporan pendahuluan, dan laporan akhir yang berisi fakta dan analisa terkait Kecamatan Panji,” jelas mahasiswa asal Situbondo ini.
Virgin merasa bangga bisa menjadi angkatan pertama MBKM ATR/ BPN. Apalagi program magang ini akan dikonversi ke mata kuliah kerja praktek.
Sementara, program magang dari Jawa Tengah juga dikisahkan oleh Shela Morelli Bahan yang akrab disapa Lala. Dara asal Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini magang di Kecamatan Gombong, Kebumen. Kegiatan yang dilakukan oleh Lala yakni, pengumpulan 69 database RDTR WP Kecamatan Gombong, Kebumen.
“Dalam penyusunan RDTR diperlukan pengumpulan database. Kami ditugaskan untuk mengumpulkan data-data tersebut. Seperti data dasar, data kependudukan, dan lain-lain. Selain itu kami juga ditugaskan untuk mereview RDTR. Yakni membandingkan antara peraturan lama, dan peraturan baru. Apa saja yang ditambah, atau yang dihilangkan,” jelas Lala.
Peserta program magang juga diarahkan untuk belajar menyusun RDTR. Dimulai dari kerangka acuan kerja (KAK), laporan pendahuluan (LAPDAL), dan fakta analisa (FA). “Saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa di sini. Terlebih lagi saya bisa mengunjungi kota lain yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya,” cerita Lala.
Begitupun dengan Rindy Ayu Bella Saputri. Rindy magang MBKM di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Awal magang dara asal Pasuruan ini bersama peserta magang lainnya mendapat edukasi mengenai kegiatan RDTR yang diperoleh dari kementerian ATR BPN pusat. Kemudian, dilanjut dengan perkenalan lokasi magang khususnya di Rembang bersama jajaran DPU TARU Rembang. Ada tiga lokasi penyusunan RDTR di Rembang, yaitu RDTR Rembang, RDTR Lasem, dan RDTR Koridor Kragan-Sluke.
“Saya memperoleh bagian RDTR Koridor Kragan-Sluke bersama lima rekan magang yang berasal dari ITN Malang, dan ITS Surabaya. Kami didampingi oleh mentor dari DPU TARU Rembang,” jelas Rindy.
Kegiatan yang dilakukan yaitu proses penyusunan KAK, penyusunan laporan pendahuluan, dan persiapan survey seperti form wawancara, form observasi, dan kuisioner.
Baca juga : Inspiring Success Story: Wahyu Hidayat Sekda Kabupaten Malang
Pertama Rindy dan teman-temannya melakukan survey sekunder dengan mendatangi beberapa dinas, kantor Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sluke, serta desa yang berada di dua kecamatan tersebut. Mereka melakukan permohonan data, dan wawancara. Kemudian dilanjut dengan survei data primer.
“Survey primer melakukan observasi dan wawancara pada setiap desa yang termasuk deliniasi di dua kecamatan tersebut. Kemudian melakukan wawancara terhadap pengusaha/investor yang ada di Kecamatan Kragan-Sluke,” bebernya. Perlu diketahui arti deliniasi adalah penarikan garis batas sementara suatu objek atau wilayah (desa, kecamatan, kota, atau suatu negara) menjadi peta.
Rindy beruntung sekali bisa lolos program magang MBKM sekaligus mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua. “Orang tua sangat memotivasi saya untuk mendapatkan pengalaman baru. Dengan ikut program ini saya memperoleh ilmu pengetahuan, pengalaman, dan bisa mengenal beberapa dinas. Semoga kegiatan magang angkatan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Dan mahasiswa bisa mendapatkan informasi magang yang tepat,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)