Hindari Sapi Kurban Lepas, Sekarang bisa Pakai Alat Perebah Hewan Kurban
Al Fandi lulusan terbaik Teknik Mesin D-3, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang pada wisuda ke-67 periode I tahun 2022. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Pada Iduladha atau Hari Raya Kurban saat penyembelihan hewan kurban sering diwarnai dengan adanya insiden sapi kurban lepas bahkan mengamuk. Tentunya ini akan merepotkan bagi panitia pemotongan hewan kurban. Apalagi mengingat hewan kurban memiliki berat 200-600 kilogram bahkan lebih. Fenomena tersebut memantik Al Fandi wisudawan terbaik Teknik Mesin D-3, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk membuat alat perebah hewan kurban.
“Ketika waktunya penyembelihan hewan kurban sering kita temui sapi tiba-tiba kabur bahkan sebagian membuat cedera warga. Maka, saya membuat alat untuk mempermudah warga dalam menyembelih hewan kurban,” kata Fandi akrab disapa.
Baca juga : Momen Iduladha 1442 H, ITN Malang Berbagi Daging Kurban untuk Kemaslahatan Bersama
Menurut Fandi, selama ini proses atau cara penyembelihan hewan kurban masih menggunakan cara manual dengan mengikat kaki hewan satu persatu. Maka, Fandi memutuskan membuat alat perebah hewan kurban dari besi yang berbentuk kotak berukuran 2 x 1,5 meter. Alat ini seukuran rata-rata berat sapi kurban. Ketika sapi masuk ke dalam kotak, keempat kaki sapi diikat pada pengikat, kemudian dengan bantuan tombol alat akan bekerja merebahkan sapi.
Pemilik IPK 3,57 ini menghabiskan dana sekitar tujuh juta untuk alat perebah sapi. Pasalnya, Fandi harus menggunakan bahan yang tebal. Alat perebah sapi ini juga bisa dibongkar pasang untuk dibawa ke tempat berbeda.
Baca juga : Lirik Potensi Desa Kemantren, ITN Malang Siap Terjunkan KKN Tematik
“Kalau memakai besi yang berukuran kecil takutnya bengkong. Sebenarnya sudah ada alat seperti ini. Tapi, bedanya alat yang sudah ada masih manual memakai tenaga manusia untuk merebahkan sapi. Kalau alat yang saya buat sudah memakai motor listrik untuk merebahkan sapi,” jelasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)