Kabar Baik! Dukung Program Fast Track, Kuliah di ITN Malang Bisa Lulus 3,5 Tahun
Perjanjian kerja sama (PKS) antara Kaprodi Teknik Kimia S-1, FTI, ITN Malang, Mohammad Istnaeny Hudha, ST, MT., (kanan) dengan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Malang, Drs. Mohammad Taufik, M.Pd. (kiri), mengenai penyelarasan program studi kimia. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Mendukung program fast track Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mulai menerima mahasiswa baru dari siswa SMK program 4 tahun pada tahun ajaran baru 2022-2023 mendatang. Fast track merupakan kuliah jalur cepat, atau biasa dikenal dengan akselerasi.
Penyelarasan program studi kimia perdana di ITN Malang ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Kaprodi Teknik Kimia S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang, Mohammad Istnaeny Hudha, ST, MT., dengan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Malang, Drs. Mohammad Taufik, M.Pd. Perlu diketahui, untuk Memorandum of Understanding antara ITN Malang dengan SMKN 7 Malang telah terjalin pada 2021 lalu, usai ITN Malang ditetapkan sebagai perguruan tinggi Pelaksana Pendampingan Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan Tahun 2021.
“Kami dari Prodi Teknik Kimia ITN memfasilitasi siswa SMKN 7 Malang. Dengan memberikan pengakuan dari hasil magang mereka selama 1 tahun di industri yang akan dikonversi dalam bentuk 24 SKS di perkuliahan. Dengan harapan, saat kuliah di Teknik Kimia ITN Malang mereka bisa lulus 3,5 tahun. Kerja sama ini merupakan pioner untuk fast track dari lulusan SMK. Nantinya bisa dicontoh oleh SMK-SMK lain yang memiliki program 4 tahun,” tutur Kaprodi Teknik Kimia S-1, ITN Malang, Mohammad Istnaeny Hudha, S.T., M.T di Kampus 2 ITN Malang, Kamis (09/6/2022).
Baca juga : ITN Malang Ditetapkan Kemendikbud Sebagai Pelaksana Pendamping Program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021
Menurut Istnaeny, selain program fast track Teknik Kimia ITN Malang juga membuka kerja sama dalam bidang lain. Seperti sharing pembelajaran dan praktikum. Selama ini SMKN 7 Malang telah memiliki keahlian kimia analisis sesuai standar. Maka, standar plus akan ditawarkan oleh Teknik Kimia ITN Malang. Seperti analisis gas chromatography, atau disebut juga gas kromatografi / kromatografi gas. Gas kromatografi merupakan jenis kromatografi yang umum digunakan dalam analisis kimia untuk pemisahan dan analisis senyawa yang dapat menguap tanpa mengalami dekomposisi.
“Mereka (para siswa) bisa melihat, dan praktek secara langsung dengan peralatan analisis gas kromatografi. Kami berusaha mengenalkan Teknik Kimia ITN lebih dini kepada siswa. Sehingga, ketertarikan mereka lebih besar untuk melanjutkan studi ke Teknik Kimia ITN Malang,” imbuhnya.
PKS Teknik Kimia ITN Malang dengan SMKN 7 Malang ini berawal dari perhatian pihak sekolah kepada kelanjutan studi bagi siswa program 4 tahun jurusan Kompetensi Keahlian Kimia Analisis. Menurut Kepala Sekolah SMKN 7 Malang, Drs. Mohammad Taufik, M.Pd., setelah adanya program SMK D–2 fast track (diploma dua jalur cepat) bagi siswa program 3 tahun di SMK, ditambah program D-2 fast track, maka sekolah juga harus memperhatikan kelangsungan studi bagi siswa program 4 tahun.
“Setelah ada program fast track bagi anak-anak kami yang 3 tahun, dimana di beberapa perguruan tinggi bisa dihargai (setara D-2). Maka, kami harus memperhatikan anak-anak kami yang 4 tahun. Mereka sebagian besar ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Nah, kami mencoba kerja sama dengan ITN Malang yang mempunyai jalur sama (teknik kimia),” jelas Taufik akrab disapa.
Baca juga : Dukung Kesuksesan SMK PK Teknik EBT, SMK Negeri 5 Kupang NTT Gandeng ITN Malang
Kerja sama ini menjadi kabar baik bagi para siswa Kompetensi Keahlian Kimia Analisis SMKN 7 Malang. Siswa yang memprogram 4 tahun ketika melanjutkan kuliah di Teknik Kimia S-1 ITN Malang, maka mereka hanya menempuh kuliah 3,5 tahun dari kuliah normal empat tahun.
“Ini menjadi kabar baik bagi siswa dan orang tua. Nantinya, jalinan kerja sama tidak hanya melingkupi proses lanjut kuliah. Kami berharap juga ada kerja sama dalam proses pembelajaran. Seandainya kami terkendala dalam peralatan laboratorium, maka kami bisa berkolaborasi dengan Lab Kimia ITN Malang. Juga bisa dalam pengabdian masyarakat, riset produk ITN Malang juga bisa kami implementasikan pada produk yang ada di kewirausahaan kami,” tandas Taufik. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)