Back

Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Raih Bronze Medal AYDA Indonesia Awards 2022/23

Muhammad Khafid Kadafi mahasiswa Arsitektur ITN Malang meraih bronze medal, Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/23. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, meraih bronze medal, Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) Indonesia Awards 2022/23. Prestasi tersebut diraih Muhammad Khafid Kadafi Mahasiswa Arsitektur ITN Malang, pada grand final AYDA di Ibis Style Hotel Tanah Abang, Jakarta pusat pada pertengahan Februari 2023 lalu. Khafid meraih  bronze medal dengan mengangkat tema Sustainable Architecture, berjudul ‘Desa Eduwisata Sumberejo’.

Kompetisi AYDA Indonesia Awards tahun ini mengambil tema ‘Converge Pushing the Reset Button’ dimana para peserta ditantang untuk merancang sebuah bangunan tanpa merusak alam. Sehingga  hubungan yang selaras antara manusia dan alam untuk hidup berdampingan terjaga.

Ajang penghargaan Nippon Paint ini sekaligus mendorong mahasiswa mendalami trend kebutuhan masyarakat secara global. Sehingga, mahasiswa termotivasi meningkatkan kemampuan dan daya saing untuk berkompetisi di kancah internasional. Seluruh pemenang AYDA mendapat apresiasi berupa uang tunai dan kesempatan magang.

Kompetisi dengan mahasiswa terbaik dibidangnya menjadi pengalaman tersendiri bagi Khafid. Apalagi mahasiswa asal Maumere, NTT ini pada kategori arsitektur harus berhadapan dengan empat finalis dari UGM. Masing-masing finalis harus melewati sesi presentasi 15 menit, dilanjutkan dengan sesi QnA 15 menit, dan sesi awarding pada akhir acara.

Baca juga : Muhammad Khafid Kadafi Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Menuju Grand Final Architecture Category, Asia Young Design Award (AYDA) 2022

“Rasanya bersemangat dan sangat senang, karena bisa bertemu dengan mahasiswa berbeda asal, beda kampus, serta beda pemikiran. Alhamdulillah tidak ada kendala berarti karena semua telah dipersiapkan,” ujarnya saat dihubungi lewat sambungan whatsapp.

Dalam desainnya Khafid mengangkat Desa Eduwisata Sumberejo sebagai desa wisata perkebunan berbasis edukasi. Sehingga pengunjung tidak hanya mendapatkan kebahagiaan psikis tetapi juga ilmu mengenai perkebunan. Ini sejalan dengan isu Pemerintah Kota Batu yang ingin menjadikan Kota Batu sebagai Kawasan Agropolitan.

Desain ‘Desa Eduwisata Sumberejo’ pemenang bronze medal AYDA Indonesia Awards 2022/23, Kategori Arsitektur karya mahasiswa Arsitektur ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Sustainable Architecture yang ia garap menitik beratkan pada tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga aspek ini merupakan solusi dari isu permasalahan, serta potensi yang ada di Desa Sumberejo. Dengan demikian, akan tercipta desa eduwisata yang dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar Sumberejo, namun dalam penerapannya tetap mempertimbangkan nilai sosial serta menjaga lingkungan.

“Konsepnya adalah menciptakan desa wisata perkebunan berbasis edukasi, yang menyajikan pengalaman wisata yang bernilai edukasi. Pengunjung tidak hanya mendapatkan kebahagiaan psikis tetapi juga ilmu mengenai perkebunan,” lanjutnya.

Uniknya, Khafid merancang sebuah konsep rancangan berupa link bridge, yang merupakan penghubung antara manusia-bangunan dan sesama manusia. Link bridge merupakan jalur sirkulasi berbentuk panggung sehingga dapat menghubungkan bangunan satu dan bangunan lainnya. Sebagai ruang interaksi, link bridge berfungsi juga sebagai ruang interaksi bagi sesama pengunjung maupun bersama petani.

Dengan bantuan aplikasi 3D Sketchup, Khafid menyelesaikan konsepnya selama tiga bulan. Desainnya terlihat detail dan mencukupi kriteria penilaian. Seperti desain konsep, fungsi, inovasi desain, sustainable, visual, penggunaan warna, dan material.

Baca juga : Prodi Arsitektur dorong Mahasiswa Asah Pengalaman dan Kreativitas dengan Ayda Awards 2022

Bagi Khafid, dengan adanya kompetisi AYDA berskala internasional ini dapat menjadi wadah bagi junior architect untuk terus berkembang dan bereksplorasi lebih jauh khususnya bagi mahasiswa Arsitektur ITN Malang.

“Dengan adanya kompetisi seperti AYDA kami dapat memacu diri untuk terus berkembang. Mengasah dan mengembangkan kemampuan desain maupun berpikir dari segi konsep, penyelesaian masalah, hingga mengembangkan potensi yang berdampak bagi banyak orang. Desain yang baik adalah desain yang dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang. Tidak hanya masalah bentuk, tetapi juga berdasarkan fungsi, efisiensi serta dampak bagi lingkungan,” bebernya. Dalam Kompetisi AYDA Khafid dibawah bimbingan Moh. Syahru Romadhon Sholeh, ST., M. Ars. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

 

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023