Kuliah Tamu Metode Perbaikan Struktur Bangunan jadi Puncak Awarding and Closing Ceremony Ecive 2023
Ir. Ari Wibowo, ST., MT., PhD, dosen Teknik Sipil Universitas Brawijaya, saat memberikan kuliah tamu bertajuk Metode Perbaikan Struktur Bangunan di Acara Puncak Ecive 2023, Himpunan Mahasiswa Sipil, ITN Malang. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Kuliah tamu mengusung tema Metode Perbaikan Struktur Bangunan menjadi acara puncak Education of Civil Engineering (Ecive) 2023. Kuliah Tamu Ecive Himpunan Mahasiswa Sipil, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sekaligus sebagai awarding and closing ceremony Lomba Kuat Tekan Beton Mutu Tepat (LKTBMT), dan Bridge Design Competition (BDC).
Subtema Aplikasi Perkuatan untuk Peningkatan Performa Ketahanan Gempa Struktur menjadi bahasan mengasyikkan lebih dari 300 mahasiswa yang hadir di Aula Kampus 1 ITN Malang. Dengan menghadirkan narasumber Ir. Ari Wibowo, ST., MT., PhD, dosen Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Kamis (25/5/2023).
Kaprodi Teknik Sipil S-1, ITN Malang, Dr. Yosimson P Manaha, ST., MT, mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa peserta lomba dari berbagai daerah, serta peserta kuliah tamu yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Malang Raya. Membaca tema kuliah tamu mengingatkan Yosimson akan disertasi doktoralnya yang mengangkat perkuatan kolom dengan membungkus kolom beton bertulang menggunakan material Welded Wire Mesh.
Baca Juga : Final Day Ecive 2023 ITN Malang, Mahasiswa Teknik Sipil dari Berbagai Daerah Adu Ketangkasan Presentasi
Menurutnya bangunan di Indonesia banyak yang tidak tahan gempa. Setiap periode Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Bangunan Tahan Gempa. Mulai tahun 1970 hingga terbaru 2019.
“Bangunan yang dirancang sebelum tahun 2019 kemungkinan besar tidak tahan gempa atau (dibangun) di daerah yang tidak tahan gempa. Maka, perlu dilakukan perkuatan bangunan, bisa di kolom, balok, dan pondasi. Kita tahu Indonesia terletak di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik. Dengan berjalannya waktu terjadi patahan-patahan,” terang ahli bidang rekayasa struktur ini.
Himpunan Mahasiswa Sipil, ITN Malang mengadakan Kuliah Tamu sebagai Puncak Awarding and Closing Ceremony Ecive 2023. (Foto: Istimewa)
Hal senada juga disampaikan oleh Ir. Ari Wibowo, ST., MT., PhD. Menurut Ari, bangunan/gedung eksisting yang dibangun 20 tahun lalu di tahun 2023 yang dulunya dianggap kuat, bila ditinjau dari peraturan gempa terbaru belum tentu kuat. Maka dibutuhkanlah perkuatan bangunan. Ini perlu dilihat juga adanya perubahan fungsi bangunan setelah sekian tahun digunakan.
“Sehingga perlu adanya langkah-langkah penanganan perkuatan struktur. Bisa dilakukan sebelum gempa bumi yang merusak, setelah gempa bumi yang merusak, dan keadaan mulai menetap,” ujar Ari.
Lebih lanjut Ari menjelaskan, penanganan sebelum gempa bumi yang merusak bisa dilakukan dengan penguatan yang dibutuhkan ditentukan melalui survey dan analisis. Setelah gempa bumi yang merusak dilakukan dengan penopang sementara dan perbaikan darurat harus dilakukan. Tindakan tersebut diperlukan agar bangunan dapat berfungsi kembali dan tidak rusak akibat gempa susulan. Sementara setelah gempa bumi yang merusak, ketika keadaan mulai menetap tindakan yang diperlukan bisa dengan perbaikan (repair), restorasi (restoration), dan perkuatan (strengthening).
Baca juga : Awalnya Iseng Daftar Lomba, Tim Spectra Wibowo Masuk 5 Besar Kompetisi Bangunan Tahan Gempa
Pentingnya materi kuliah tamu tersebut bagi mahasiswa teknik sipil tidak disia-siakan oleh prodi. Sehingga prodi mewajibkan mahasiswa Teknik Sipil S-1 ITN Malang mengikuti kuliah tamu bagi yang memprogram mata kuliah mekanika bahan, analisa struktur II, beton prategang, rekayasa struktur tahan gempa, metode penelitian, dan proposal tugas akhir. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)