Ecive Dorong Siswa SMK Terapkan Eco House dalam Desain Rumah Dua Lantai
Final Lomba Gambar Teknik (LGT) SMA/SMK Tingkat Nasional, Education of Civil Engineering (Ecive) 2022 Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITN Malang menghadirkan 10 finalis dari berbagai daerah. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Umumnya, saat membangun rumah, orang acapkali mementingkan faktor estetika. Padahal selain keindahan rumah ada faktor lingkungan yang harus diikutsertakan. Pasalnya rumah ramah lingkungan atau eco house merupakan cara terbaik dalam ikut serta menjaga lingkungan.
Eco house berarti mendesain rumah dari segala aspek baik luar maupun dalam rumah. Mulai dalam operasional, konstruksi, hingga memaintance rumah tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan. Beberapa hal yang terkait dalam eco house adalah bangunan yang sustainable dari segi ketahanan, ekonomi, kebutuhan, serta kenyamanan dalam rumah. Namun, sayangnya eco house belum banyak diadopsi oleh masyarakat.
Penerapan eco house inilah yang sedang didorong, dan disosialisasikan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Melalui Education of Civil Engineering (Ecive) 2022 HMS menggelar Lomba Gambar Teknik (LGT) tingkat nasional untuk SMK/SMA.
Baca juga : Lomba Gambar Teknik (LGT) Teknik Sipil Asah Kemampuan Skill Pelajar
“Kami ingin mendorong dan menumbuhkan kreativitas, inovasi siswa dalam bidang perancangan desain bangunan. Kegiatan ini juga akan mengenalkan kepada mereka tentang teknik sipil dengan memberikan wawasan motivasi, edukasi, dan kompetisi kepada siswa,” kata Yuda Arya Pangestu, Ketua Pelaksana Ecive 2022, pada final LGT, Sabtu (14/05/2022).
Mengusung tema “Desain Rumah 2 Lantai Modern Ramah Lingkungan” Lomba Gambar Teknik diikuti oleh 31 peserta dari 20 sekolah. Sekolah yang turut berpartisipasi antara lain dari Lampung, NTT, Bali, Jawa Barat, Surabaya, Nganjuk, Magetan, dan lain sebagainya. Dalam lomba ini peserta diminta untuk membuat desain dengan menggunakan software autocad. Desain dinilai dari teknik menggambar, memperhatikan faktor ramah lingkungan yang dilihat dari penggunaan material, penempatan ventilasi udara, dan lain-lain.
Pada babak penyisihan yang sudah dilaksanakan satu minggu sebelumnya, peserta diberi waktu menggambar selama 8 jam dengan jeda istirahat. Karena babak penyisihan digelar secara online pastinya banyak tantangan. Maka, panitia sudah mengantisipasi dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menyiapkan file gambar.
“Ini untuk menghindari copy paste. Selain itu tiap-tiap peserta harus menyiapkan minimal dua kamera. Satu kamera menghadap peserta, dan satunya diletakkan di belakang peserta. Peserta juga wajib share screen pada waktu menggambar,” imbuh mahasiswa semester 6 ini. Berhubung dilakukan secara online maka panitia sudah mengantisipasi jika ada kendala jaringan internet, mati listrik, atau listrik down. Maka peserta harus memberikan bukti jika hal tersebut benar-benar terjadi.
Dari tahap penyisihan yang lolos masuk 10 besar antara lain dari SMK Sore Tulungagung, SMK Negeri 1 Abang (dua orang), SMK Negeri 1 Way Tenong, SMK Negeri 5 Surabaya, SMK PGRI 1 Nganjuk, SMK Negeri 5 Surabaya, SMK Negeri 1 Sukabumi, SMK Negeri 1 Bendo Magetan, dan SMK Negeri 3 Singaraja. Ke 10 finalis ini dalam tahap final akan mempresentasikan desain yang telah dibuat sebelumnya di hadapan para juri.
“Pada lomba kali ini difokuskan pada material, dan ramah lingkungan. Misalnya, mereka bisa melengkapi konsep desainnya dengan tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan listrik. Dari 10 finalis nanti akan kami ambil tiga pemenang dan akan diumumkan pada kegiatan kuliah tamu di akhir bulan Mei ini,” tandas putra Ponorogo tersebut. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)