Pak Katino, Mie Ayam dan Kursi Dewan
Katino A.Md, Wakil Ketua DPRD Kota Kediri Periode 2019-2024 (kanan) bersama Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST., MT, Kaprodi Teknik Mesin D-3 ITN Malang dalam sebuah acara. (Foto: Yanuar/humas)
Malang, ITN.AC.ID – Nama Katino A.Md mungkin tidak asing bagi warga masyarakat Kota Kediri. Pasalnya Katino adalah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri Periode 2019-2024. Tapi, siapa sangka pria ramah ini ternyata merupakan alumnus Teknik Mesin D-3, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Perjalanan Katino menjadi salah satu pimpinan dewan Kota Kediri yang penuh liku berawal dari mesin pembuat mie ayam ciptaannya. Berbekal keilmuan yang didapat ketika kuliah di Teknik Mesin D-3, dan dibantu rekannya Katino membuat mesin produksi mie ayam yang hingga kini masih digunakan.
“Orang tua saya di rumah mempunyai usaha produksi mie untuk mie ayam. Dengan keilmuan yang saya dapat dari ITN dan dibantu teman, akhirnya saya membuat mesin mie sendiri. Mesin tersebut hingga sekarang masih terpakai dan bisa membiayai saya menjadi wakil ketua DPRD,” Katino mengawali ceritanya saat beberapa waktu lalu berkunjung ke Kampus 1 ITN Malang.
Katino merasa bersyukur dan bangga karena dulu memutuskan kuliah di Kampus Biru. Menurutnya, setelah masuk kuliah di Teknik Mesin D-3 ia mendapatkan pelajaran yang sesuai dengan harapan. Bahkan Katino mengaku pengajaran dari kurikulum ITN Malang yang diperoleh benar-benar bermanfaat.
Sebenarnya, kuliah di ITN Malang menjadi titik balik Katino meraih sukses. Ketika itu, kondisi perekonomian keluarganya tidak sepenuhnya mendukung. Sehingga orang tuanya sempat menggadaikan sertifikat tanah untuk biaya awal kuliah. “Waktu itu tahun ’98, karena kekurangan biaya maka orang tua saya sempat menggadaikan sertifikat tanah. Tapi alhamdulillah lunas sebelum saya lulus kuliah,” ungkapnya.
Alumnus angkatan ’98 ini tak segan membagikan ceritanya. Setelah lulus kuliah Katino sempat menganggur selama 6 bulan sebelum akhirnya mendapat panggilan kerja dari PT Transindo. Belum satu tahun dan masih semangat-semangatnya mengenyam pengalaman kerja, orang tua memanggil Katino pulang untuk membesarkan usaha produksi mie.
Mie ayam milik keluarga Katino diproduksi di rumah dan diambil oleh para pedagang mie ayam. Seharinya, tak kurang 100 orang pedagang mengambil mie miliknya. Kesuksesan melanjutkan usaha produksi mie ternyata masih kurang bagi Katino. Semangat organisasi semasa kuliah akhirnya membawa Katino masuk ke partai politik di tahun 2009. Dan, di tahun 2014 Katino mencoba menjajaki keberuntungan dalam dunia politik dengan mengikuti pemilihan umum legislatif Kota Kediri, namun gagal. Katino tak patah arang, berbekal keuletannya akhirnya Katino berhasil masuk ke gedung dewan (DPRD Kota Kediri) di tahun 2019.
“Dulu waktu di kampus saya suka berorganisasi. Setelah saya masuk ke partai tahun 2009, di tahun 2014 saya mencoba mencalonkan diri (legislatif) di Kota Kediri, tapi ya itu, tidak jadi. Kemudian saya mencoba lagi di 2019, alhamdulillah jadi, dan sekarang saya mendapat amanah menjadi wakil pimpinan (DPRD Kota Kediri),” beber Katino.
Baca juga: Halalbihalal Alumni ITN Malang Kediri dan Sekitarnya Lahirkan Embrio IKA ITN Malang
Pengalaman organisasi Katino terasah sejak ia aktif di himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Katino juga ikut organisasi mahasiswa ekstra kampus, meskipun tidak seaktif di himpunan. Prinsip Katino adalah memiliki banyak teman dari berbagai latar belakang, sehingga kelak bisa membangun jaringan.
Katino masih mengingat dengan jelas Kampus 1 ITN Malang tempat ia dulu kuliah. Ia menceritakan ketika masa-masa menyusun tugas akhir (TA), Katino sempat merasakan selalu tidak enak badan. “Saya tidak paham ya, waktu menyusun TA kalau menjelang magrib badan saya greges, tapi kalau pagi dan siang rasa itu hilang. Sudah tidak merasakan apa-apa, nah tidak tahu juga itu faktor pikiran untuk segera menyelesaikan tugas akhir, atau apa?” kenangnya yang sanggup menyelesaikan tugas akhir tepat waktu.
Ditanya tentang suka duka menjadi wakil rakyat, Katino mengatakan dunia politik sangat berbeda dengan dunia teknik. Selama menjadi wakil rakyat Katino sering menerima aduan dari masyarakat, bahkan juga menghadapi masyarakat yang demo. Apalagi pada masa pandemi seperti sekarang ini. Menurut Katino semua orang sudah jenuh, tapi semua harus tetap bersabar demi kesehatan bersama.
“Dulu pernah sebelum jadi anggota DPRD saya juga ikut demo. Tapi setelah jadi anggota DPRD saya baru paham seperti ini (kondisinya). Dan memang untuk merubah suatu sistem itu tidak mudah bagi semua orang. Harapan kami aspirasi yang masuk ke pemerintahan, DPRD, eksekutif, legislatif bisa disampaikan secara humanis. Jadi sekarang sudah saya arahkan, masukan, kritik minimal dengan mengirim surat. Kalau ada yang memberikan masukan kami hiring, semua kami tampung, bahkan kami agendakan untuk bertemu,” bebernya. Sebisa mungkin ke depan demokrasi di Indonesia bisa terbangun dengan paradigma yang baru. Wakil rakyat lebih bisa mewakili aspirasi dan menjadi suara rakyat.
Katino memahami jiwa generasi muda yang idealis. Seperti halnya dirinya dulu yang sering berkecimpung di organisasi kepemudaan di Kota Kediri. Dimana kawula muda ketika ingin menyampaikan suatu pesan, aspirasi, dan kritikan kalau tidak melewati jalur demo dirasa kurang greget.
Baca juga : Tim PKM-KC ITN Malang Mudahkan Pacasop Bantu Surveyor saat Kehabisan Daya Baterai di Lapangan
“Saya berpesan kepada adik-adik mahasiswa, pergunakanlah waktu sebaik-baiknya. Minimal ketika bertemu teman di warung kopi atau dimanapun gunakan dengan positif. Membahas hal positif akan menjadikannya positif. Jadi, saya harap kedepannya walaupun situasi dan kondisi masih pandemi, adik-adik saya yang masih kuliah di ITN Malang tetap semangat. Menunaikan dan mengerjakan tugas dengan baik walaupun lewat daring, karena belum ada perkuliahan tatap muka,” tandas Katino yang baru ditetapkan sebagai Ketua Umum Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Kota Kediri periode 2021-2025 ini. (me/Humas ITN Malang)