Back

Dekan FTSP ITN Malang: Peserta Yudisium Menjadi Pemenang untuk Diri Sendiri

Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., saat memberikan sambutan pada yudisium FTSP ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Perasaan lega terpancar dari wajah-wajah bahagia mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Sebanyak 401 mahasiswa mengikuti yudisium di Auditorium Kampus 1 ITN Malang, Jumat (15/9/2023).

Dalam yudisium mahasiswa mendapat kejelasan status kelulusan dari perguruan tinggi, dan bersiap mengikuti wisuda. Kali ini FTSP ITN Malang meluluskan mahasiswa dari teknik sipil S-1 114 mahasiswa, arsitektur S-1 96 mahasiswa, PWK S-1 97 mahasiswa, teknik geodesi S-1 67 mahasiswa, dan teknik lingkungan S-1 27 mahasiswa.

Peserta yudisium terlihat memakai pakaian adat dari berbagai daerah. Menurut Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., dengan memakai pakaian adat bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya daerah dari asal masing-masing mahasiswa. Bahkan untuk mengapresiasi antusiasme peserta. Fakultas memilih dua pakaian adat terbaik yang diraih oleh pakaian adat Papua Tengah (putri), dan pakaian adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah (putra).

Debby menyatakan rasa bangga dan senang akhirnya fakultas bisa melepas kelulusan mahasiswa. Banyak diantaranya yang lulus genap empat tahun, meskipun ada sebagian kecil lulus setelah berjuang tujuh tahun lamanya.

“Hari ini kalian menjadi pemenang untuk diri sendiri. Pemenang melawan godaan selama masa perkuliahan. Kalian sudah meninggalkan keluarga untuk meraih cita-cita, dan sekarang saatnya kalian bahagia,” kata Debby.

Baca juga : KKN Tematik ITN Malang Sukses Paparkan Pengembangan Wisata Dua Desa di Bangkalan

Menurut dekan sekaligus dosen Arsitektur ITN Malang ini, selepas wisuda ITN Malang akan melepas dan mengembalikan tanggung jawab pengawasan mahasiswa kepada orang tua masing-masing. Meskipun begitu yang harus selalu diingat alumni sampai kapanpun adalah tetap menjadi bagian keluarga besar ITN Malang.

“Tolong jaga nama baik ITN Malang dimanapun kalian berada. Jadilah pribadi dan alumni yang membanggakan. Dan teruslah mengukir prestasi,” pesannya. Ia juga berpesan agar setelah menjadi alumni mahasiswa tetap mengingat dosen dan almamater.

Sebanyak 401 mahasiswa FTSP ITN Malang mengikuti yudisium dengan menggunakan baju adat. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)

Tak lupa orang nomor satu di FTSP ITN Malang ini mewakili keluarga besar FTSP dan institusi meminta maaf jika selama mahasiswa studi di ITN Malang ada kekurangan dalam pelayanan. Debby juga berpesan kepada lulusan untuk bisa ikut serta mengisi tracer study. Selain untuk membantu persyaratan akreditasi, kelak juga akan kembali kepada alumnus jika tempat kerja mensyaratkan status akreditasi kampusnya.

“Di luar (kampus) ceritakan yang baik-baik tentang ITN Malang. Kami menunggu isian tracer study kalian. Semoga kalian semua sukses. Bisa menjadi pimpinan dengan jabatan tertentu. Sekali lagi selamat atas keberhasilan kalian di FTSP ITN Malang,” harapnya.

Pada yudisium kali ini juga diumumkan lima wisudawan terbaik masing-masing prodi. Dimana wisudawan terbaik FTSP diraih oleh calon wisudawan dari Arsitektur S-1, ITN Malang, Agung Setya Wahyudi dengan IPK 3,84. Capaian ini bisa menjadi contoh mahasiswa lain, meskipun aktif berorganisasi ternyata bisa juga berprestasi.

“Kaget tentunya. Tidak menyangka saya sebagai wisudawan terbaik fakultas,” kata Agung yang lulus tepat waktu empat tahun.

Baca juga : Bakti Desa Teknik Sipil, Satu Langkah Kecil untuk Keselamatan

Mahasiswa asli Probolinggo ini sebelumnya adalah Ketua Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA). Dibalik kesibukannya sebagai ketua himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) Agung masih sempat menorehkan prestasi akademik. Ia mengaku tidak memiliki trik khusus dalam belajar. Bahkan Agung menyarankan saat kuliah jangan terlalu serius.

“Santai tidak apa-apa, yang penting saat diberi materi bisa menerima. Saya sendiri juga kalau waktunya main, ya main. Untuk strategi belajarnya sisihkan waktu 2-3 jam fokus. Kita bisa menargetkan tugas lebih baik selesai di awal, daripada tertunda,” ungkap Agung. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023