Back

ITN Malang Jadi TUK Sertifikasi Portofolio Vokasional Diikuti Mahasiswa ITN Malang dan ITS Surabaya

Sebanyak 31 mahasiswa dari ITN Malang dan ITS Surabaya mengikuti Sertifikasi Portofolio Vokasional di Teknik Elektro ITN Malang.


Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) kembali menjadi Tempat Uji Kompetensi (TUK). Kali ini untuk Sertifikasi Portofolio Vokasional untuk strata 1, dan diploma 3. Diikuti 31 mahasiswa dari ITN Malang, dan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Terdiri dari 24 mahasiswa Teknik Elektro S-1, dan Teknik Listrik D-3 ITN Malang, serta 7 mahasiswa dari Teknik Kimia D-4 ITS. Dilaksanakan di Gedung Teknik Elektro Kampus 2 ITN Malang pada Minggu (08/12/2024).

Pada kesempatan tersebut ada beberapa kualifikasi kompetensi yang diujikan. Yakni konsultasi perencanaan PLTS, pengoperasian PLTU, pengoperasian PLTD, pembangunan dan pemasangan distribusi tegangan rendah, konsultasi perencanaan pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah, pembangunan dan pemasangan pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah, dan pemeliharaan pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah.

Sertifikasi Portofolio Vokasional adalah proses penilaian portofolio yang dilakukan untuk memberikan pengakuan formal kepada mahasiswa yang sudah memenuhi standar kompetensi di bidang vokasional. Sebagai penyelenggara adalah Teknik Elektro ITN Malang bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Lisantara (PT Lisan Nusantara Satu), dengan asesor Rachmadi Setiawan ST., MT.

“Tim Teknik Elektro ITN Malang sudah kerap melakukan sertifikasi, baik reguler untuk umum maupun khusus untuk mahasiswa. Nah, kali ini khusus mahasiswa. Kami berusaha melaksanakan sertifikasi dengan biaya yang murah, dan itu ada program khusus yang diizinkan oleh DirJen Gatrik, Kementerian ESDM,” ungkap Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT., dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang saat ditemui di lokasi acara.

Baca juga:Dukung Peningkatan Kompetensi Ketenagalistrikan, ITN Malang Jadi Tempat Uji Kompetensi Ketenagalistrikan Dirjen GATRIK (Kementerian ESDM)

Sertifikasi Portofolio Vokasional kali ini merupakan program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk uji sertifikasi kepada mahasiswa dengan biaya murah, sebesar 300 ribu rupiah. Sementara pada sertifikasi reguler peserta harus membayar sekitar 2-4 juta rupiah.

Pada sertifikasi kali ini mahasiswa diminta membuat portofolio risetnya selama kuliah, yang nantinya akan diverifikasi oleh asesor. Portofolio tersebut sesuai tidak dengan yang dipersyaratkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK). Di ITN Malang sendiri mahasiswa telah membuat laporan tugas harian selama 6 kali pertemuan. Hasil dari laporan tersebut bisa digunakan sebagai portofolio.

Dwi Ivanti Anasya Indraswari, mahasiswa Teknik Kimia D4 ITS menjalani mengikuti Sertifikasi Portofolio Vokasional di ITN Malang.

“Sebenarnya portofolio lebih berat dari yang reguler, karena berlangsung selama 1 semester. Jadi, seperti hampir selama kuliah dia diverifikasi seusia standar negara. Kurikulum teknik elektro sudah mengikuti standar SKTTK (Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan), mengikuti standar ESDM. Maka, dengan cara ini mahasiswa kelak tidak asing lagi dengan kondisi di lapangan (dunia kerja),” jelasnya.

Menurut Widodo, menjadi kompeten bukanlah ilmu sapu jagat, namun merupakan ilmu yang spesifik. Berbicara kelistrikan banyak cabangnya, seperti transmisi, distribusi, pembangkit, pemanfaatan dan lain-lain yang terbagi lagi bercabang-cabang. Teknik Elektro ITN Malang terus mencari terobosan baru untuk bisa mengikuti perkembangan kebutuhan tenaga ahli di lapangan.

Keikut sertaan mahasiswa dari ITS menandakan TUK Teknik Elektro ITN Malang sudah semakin dipercaya oleh pihak luar termasuk dari dunia pendidikan. Seperti kata Dwi Ivanti Anasya Indraswari, mahasiswa Teknik Kimia D4 ITS. Mahasiswa semester 7 ini berkeinginan lulus kuliah langsung bisa bekerja. Tentunya sebagai syarat untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan dia harus memiliki sertifikasi kompetensi.

“Kami dapat informasi di ITN ada sertifikasi, dan mendapat approval departemen yang nanti bisa sebagai syarat sempro. Apalagi harganya terjangkau. Kalau di luar program ini saya cari-cari info harganya mahal. Untuk bisa maju sempro (seminar proposal) kami harus memiliki minimal satu spertifikasi,” kata mahasiswa yang akrab disapa Anasya ini.

Baca juga:Lulusan ITN Malang Kompeten Pada Uji SKK dan Siap Berkiprah dalam Dunia Kerja

Hal yang sama juga dikatakan oleh Fajar Anjar Ningrum, mahasiswa Teknik Elektro S1 ITN Malang. Mahasiswa yang akrab disapa Anjar ini mengikuti sertifikasi perencanaan PLTS. Menurutnya kompetensi sangat mendukung dalam menentukan dan mendapatkan pekerjaan. Dia mengaku tertarik dengan PLTS, dan berkeinginan bekerja di PLTS terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.

“Apalagi sekarang tiap pembangkit harus ada PLT EBT (Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru Terbarukan). Menuju 2045 semua diharapkan sudah green energi,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023