Mahasiswa Teknik Geodesi Mendirikan Sekolah untuk Anak Nelayan
Jauhari Tantowi, mahasiswa Teknik Geodesi S-1, ITN Malang sedang mengajar di Sekolah Pesisi Juang, Kota Mataram, NTB. (Foto: Istimewa)
Malang, ITN.AC.ID – Ditengah pandemi covid-19 beberapa waktu lalu banyak menyisakan kisah. Mulai kekhawatiran tertular covid-19, terkena PHK, putus sekolah, serta turunnya perekonomian masyarakat, dan masih banyak yang lainnya. Namun, dibalik itu ternyata masih ada kisah-kisah inspiratif.
Adalah Sekolah Pesisi Juang hadir bagi anak-anak Pesisir Bintaro, Kota Mataram, NTB. Sekolah Pesisi Juang didirikan tahun 2020 atas kerja sama dan kemauan para pemuda yang berinisiatif untuk mengembangkan semangat belajar anak-anak yang ada di Pesisir Bintaro, Kota Mataram.
Sekolah Pesisi Juang adalah sekolah alternatif yang bersifat non formal. Sekolah ini diinisiasi oleh Jauhari Tantowi, mahasiswa Teknik Geodesi S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang).
Pendirian sekolah diharapkan mampu mengatasi kebosanan anak-anak saat belajar di rumah. Sekaligus menyambut himbauan dari pemerintah yang mewajibkan pembatasan aktivitas, dan belajar dilakukan dari rumah akibat pandemi covid-19.
Tentu adanya kondisi tersebut juga berdampak pada kemampuan anak-anak di Bintaro. Terlihat pada saat pembelajaran berlangsung, banyak anak mengkonsultasikan tugas sekolah yang diberikan oleh guru mereka kepada volunteer atau pengajar di Sekolah Pesisi Juang.
“Adik-adik di kampung nelayan saat pandemi susah mendapatkan akses belajar daring. Mereka harus menyewa handphone dua ribu rupiah per jam untuk belajar daring,” kata Jauhari saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp awal Juni 2023 lalu.
Selain itu menurut Jauhari, tujuan Sekolah Pesisi Juang didirikan juga untuk membantu meningkatkan indeks pembangunan manusia yang ada di pesisir kota, serta memberikan pendidikan yang layak untuk mereka yang membutuhkan.
Baca juga : HMJ ITN Malang Peduli Korban Banjir Bandang NTT dan NTB
Sekolah Pesisi Juang berfokus pada literasi anak pesisir. keberadaan sekolah cukup memberikan dampak positif di kalangan masyarakat Bintaro. Hal tersebut diketahui dari respon orang tua yang antusias melihat anaknya ikut serta belajar di sekolah ini.
Pembelajaran pertama kalinya berlangsung pada tanggal 18 Juni 2020. Sekolah ini tempatnya tepat di pesisir pantai Bintaro, Jl. Moh Ruslan, RT. 04 Lingkungan Bintaro Jaya, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan. Luas tanah yang menjadi tempat belajar anak-anak Bintaro berukuran 6 m x 10 m. Dengan dana swadaya bersama beberapa pemuda yang terlibat mereka mendirikan sekolah di pinggir Pantai Ampenan.
Aktivitas belajar di Sekolah Pesisi Juang, Kota Mataram, NTB. (Foto: Istimewa)
“Fasilitas yang tersedia di sekolah ini merupakan donasi dari berbagai kalangan masyarakat. Donasi berupa alat-alat tulis, buku bacaan, rak buku, dan masih banyak lagi. Adanya ketersediaan fasilitas ini dapat menunjang keberlangsungan pembelajaran, serta lebih memberikan motivasi pada anak-anak di Bintaro,” lanjut Jauhari.
Pengajar Sekolah Pesisi Juang adalah volunteer/pengajar dari mahasiswa berbagai universitas. Sistem pengajaran di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Khususnya mata pelajaran yang materinya sudah diterima, namun belum terlalu dipahami oleh anak-anak.
Proses pembelajarannya berfokus pada tujuan utama belajar, dengan metode belajar sambil bermain. Permainan yang disertakan dalam pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Pembagian kelas terdiri dari dua kelas sesuai dengan jenjang sekolah formal. Terdiri dari kelas A untuk usia pra-sekolah hingga kelas 3 SD, dan kelas B untuk usia 10 tahun atau kelas 4 SD hingga jenjang SMP.
Dukungan terhadap Sekolah Pesisi Juang banyak mengalir dari masyarakat. Salah satunya Bapak Jupri salah satu tokoh masyarakat sekitar.
“Kami sangat mendukung. Anak-anak kami bisa dapat kemajuan (belajar) berkat adanya Sekolah Pesisi Juang. Biaya sekolah paud cukup mahal, jadi sekolah ini bisa sebagai alternatif orang tua, dan juga bisa menjadi tempat bermain yang baik,” tutur Jupri.
Baca juga : KKN Tematik ITN Malang Sukses Paparkan Pengembangan Wisata Dua Desa di Bangkalan
Seiring berjalannya waktu, Sekolah Pesisi Juang semakin banyak dikenal. Pasalnya kegiatan belajar mereka selalu diunggah di media sosial. Hal ini menarik beberapa himpunan mahasiswa dan organisasi di luar kampus yang berdatangan melakukan pengabdian di Sekolah Pesisi Juang.
Menurut Jauhari, hadirnya sekolah berbasis non formal di daerah pesisir Pantai Bintaro ini diharapkan menjadi wadah anak-anak untuk mengembangkan kemampuannya baik dari segi sosial, kognitif, hingga psikomotorik.
“Sampai sekarang masih terus berlanjut. Harapannya bakat ataupun skill yang dimiliki anak sejak dini bisa diketahui dan dikembangkan. Sehingga anak-anak mampu mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam,” tandasnya. (Jauhari Tantowi, Mita Erminasari/Humas ITN Malang)
Internship Humas ITN Malang: Jauhari Tantowi, mahasiswa Teknik Geodesi S-1, ITN Malang, angkatan 2017.