Back

Kontribusi Sosial, PMM 3 ITN Malang Ajak RA KH Hasyim Asyari Menggambar Topeng Malangan

Mahasiswa inbound PMM 3 ITN Malang mengajak anak-anak RA KH Hasyim Asyari, Jabung  Menggambar Topeng Malangan. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Wajah-wajah ceria terpancar dari 69 anak Raudhatul Athfal (RA) KH Hasyim Asyari, Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dibimbing oleh mahasiswa inbound Program Mahasiswa Merdeka (PMM) 3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) anak-anak terlihat asik mewarnai kertas gambar dengan krayon di Pendopo Desa Kemantren, Kamis (30/11/2023).

Biasanya objek mewarna anak-anak adalah gambar pemandangan, tanaman, maupun hewan. Namun kali ini yang mereka warna adalah wajah Topeng Dewi Sekartaji. Dewi Sekartaji merupakan salah satu karakter utama yang paling menonjol dalam Topeng Malangan.

“Anak-anak melukis wajah topeng karakter khas Malangan, agar mereka mengenal budaya Malang. Harapannya anak-anak bisa ikut menjaga, dan melestarikan Topeng Malangan,” ujar Hadi Surya Wibawanto, ST., MT., dosen pengampu Modul Nusantara PMM 3 ITN Malang saat ditemui di lokasi kegiatan.

Baca juga : PMM Momen Pererat Persaudaraan, Rektor: Manfaatkan Sebaik-Baiknya

Kegiatan ini merupakan aksi kontribusi sosial dari mahasiswa PMM 3 ITN Malang untuk meningkatkan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap sekitar. Sekaligus meningkatkan kemampuan motorik, kreativitas, kognitif, serta psikologis pada anak.

Kegiatan diawali dengan ice breaking untuk mencairkan suasana, serta lebih mendekatkan ikatan emosional anak-anak RA dengan kakak-kakak PMM. Kemudian anak-anak diberi kertas gambar dan krayon, ada juga yang mendapat pensil warna. Setelah itu barulah mereka mulai mewarna karakter Topeng Malangan Dewi Sekartaji sesuai contoh.

Anak-anak RA KH Hasyim Asyari, Jabung , Malang mendapat bingkisan dari mahasiswa inbound PMM 3 ITN Malang. (Foto: Istimewa)

Nandi Asqora Putra, Kepala Suku PMM 3 ITN Malang menambahkan, ajang mewarnai ini untuk melestarikan, dan lebih mengenalkan Topeng Malangan kepada anak-anak agar Topeng Malangan tidak tergerus oleh zaman.

“Kami sadar, kalau bukan kami siap lagi yang akan memperkenalkan budaya kita kepada adik-adik. Topeng Malangan ini sudah menjadi icon Malang, dan dari anak-anak asli Malang sendirilah yang harus mulai melestarikannya agar kelak tidak hilang,” kata Nandi.

Untuk memberikan semangat kepada anak-anak maka kegiatan mewarnai inipun turut dilombakan. Penilaiannya tetap memperhatikan kerapian, dan perpaduan warna. Selain dinilai oleh kakak-kakak PMM, gambar juga dinilai oleh Pak Sugeng pemilik Galery Topeng Lyhonkart, Kemantren, Jabung.

“Sebagai apresiasi kami tidak hanya memberikan hadiah kepada 6 anak yang juara, tapi hadiah hiburan juga diberikan kepada semua anak. Ada kotak pensil, kotak makan, tumbler, peralatan menggambar, yang semua hadiahnya bisa digunakan untuk sekolah. Tentunya tidak serta merta dikasih. Mereka kami beri hadiah dengan memberikan kuis tentang Topeng Malangan, nah yang menjawab dapat hadiah,” jelas mahasiswa asal Universitas Pat Petulai, Bengkulu ini.

Baca juga : Pembelajaran Berbasis Proyek, Mahasiswa ITN Malang Study Excursion ke Proyek Brantas Clean Industry Initiative

Kegiatan tersebut turut diapresiasi oleh Ibu Sri Wahyuningsih Kepala RA dan KB KH Hasyim Asyari. Menurutnya kegiatan mewarnai bisa mengembangkan motorik pada anak. “Para guru dan siswa antusias karena PMM ITN Malang cukup memperkaya ilmu pengetahuan mereka. Dengan belajar Topeng Malangan, maka kami ikut memperkenalkan budaya kami sendiri,” katanya.

Kontribusi sosial di Desa Kemantren, Jabung juga diwarnai dengan aksi menanam pohon alpukat di lingkungan sekolah dan balai desa yang masih dalam satu lokasi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023