Back

Kedaireka ITN Malang Serahkan 14 Unit Reaktor Hidroponik ke RW 7 Tirta Rona Tlogomas

Dra Siswi Astuti, MPd, bersama Dr Hardianto ST MT, (kanan) tim Kedaireka ITN Malang, saat meninjau reaktor hidroponik disalah satu RT di RW 7 Tirta Rona, Kamis (07/10/2021).


Malang, ITN.AC.ID – Warga RW 7 Tirta Rona, Tlogomas, Kota Malang sekarang memiliki reaktor hidroponik. Ini setelah Tim Matching Fund – Kedaireka (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menghibahkan 14 reaktor hidroponik yang ditempatkan di masing-masing RT.

“Kami dari Tim Kedaireka ITN Malang secara bertahap dibantu mahasiswa sudah memberikan 14 unit reaktor hidroponik untuk 7 RT. Masing-masing RT mendapat 2 reaktor,” ujar Dra Siswi Astuti, MPd anggota tim Kedaireka saat meninjau reaktor hidroponik di salah satu RT di RW 7 Tirta Rona, Kamis (07/10/2021).

Reaktor hidroponik itu nanti akan ditanami sayuran tomat, cabai, dan sawi manis. Dibantu mahasiswa dari Teknik Lingkungan S-1 dan Teknik Kimia S-1 serta perwakilan warga, mereka memberi penyuluhan dan membantu cara menanam serta merawat tanaman hidroponik.

Kegiatan Kedaireka ITN Malang tidak hanya sampai di sini. Menurut Siswi, ITN Malang juga akan memberikan pelatihan pengolahan dari hasil ketiga tanaman sayuran hidroponik tersebut. Seperti, tomat bisa diolah menjadi permen jelly tomat dan saos tomat, cabe diolah menjadi saus cabe atau bubuk cabai, dan sawi juga bisa dijadikan permen jelly sawi, dan lain-lain.

“Hasil panen tanaman hidroponik nantinya bisa diolah menjadi produk olahan. Contohnya seperti permen jelly tomat, saus tomat, saos cabe, dan permen jelly sawi, serta olahan lainnya. Sehingga anak-anak yang tidak suka sayur bisa menyukainya dari permen ini,” imbuhnya.

Dosen Teknik Kimia ini berharap dua reaktor hidroponik di masing-masing RT bisa menjadi pilot project. Harapannya, akan ada rumah tangga/warga tertarik menanam sayuran hidroponik. Selain menjadi kemandirian pangan skala rumah tangga dengan hidroponik, juga dapat meningkatkan perekonomian dengan pengolahan sayuran hidroponik. Untuk mendukung wirausaha, Kedaireka ITN Malang dalam waktu dekat akan memberikan pelatihan wirausaha untuk warga.

Baca juga : Kedaireka ITN Malang Kembangkan Kampung Iklim RW 7 Tlogomas Lewat Peningkatan Kinerja Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim

“Harapannya, setelah warga bisa mengolah hasil sayuran hidroponik, maka akan tumbuh wirausaha baru. Warga bisa mengolah berbagai produk, dan bisa meningkatkan perekonomian dari hasil produk olahan tersebut,” tandasnya.

Keterlibatan mahasiswa dalam Program Kedaireka tidak dipandang sebelah mata oleh ITN Malang. Pasalnya Kedaireka sebagai Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga memberi peluang bagi mahasiswa untuk bisa magang dengan ekuivalen 20 SKS.

Mahasiswa magang Kedaireka ITN Malang, saat menyerahkan unit reaktor hidroponik ke salah satu RT di RW 7 Tirta Rona, Malang.

Dr Hardianto ST MT, anggota tim Kedaireka menyatakan, program MBKM termasuk di dalamnya adalah magang mahasiswa. Mahasiswa di Program Kedaireka bisa terlibat pengabdian dan pemberdayaan di masyarakat, sehingga bisa dikonversi ke mata kuliah. Asalkan mahasiswa tetap memprogram mata kuliah sesuai kurikulum, dan MBKM bisa dikonversikan ke nilai.

“Kegiatan ini full, jadi bisa dikonversi ke mata kuliah. Syaratnya mahasiswa tetap memprogram sesuai kurikulum, dan MBKM bisa dikonversikan ke nilai,” ujar Hardianto yang juga Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang.

Melalui seleksi mahasiswa bisa magang di program Kedaireka. Awalnya tim menawarkan program kepada mahasiswa, setelah lolos seleksi mahasiswa memprogram mata kuliah yang akan dikonversikan. Sesuai panduan MBKM ITN Malang, maka mahasiswa semester 5, 6, dan 7 yang bisa magang di Program Kedaireka.

Baca juga : Hidroponik, Solusi Tanam Sayuran Bersih, Segar, dan Sehat

Untuk kegiatan hidroponik dan kewirausahaan ini melibatkan mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik Kimia. Sementara untuk kegiatan lainnya, juga melibatkan mahasiswa Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Sipil, Arsitek dan Teknik PWK. “Konversi ini juga bisa untuk mengulang mata kuliah. Tetapi mahasiswa harus tetap memprogram mata kuliah tersebut,” tutupnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023