Back

Tiga Mahasiswa Teknik Sipil ITN Malang Lima Besar Lomba Jembatan di Universitas Sebelas Maret (UNS)

Kompak Tim Spectra Penalaran Teknik Sipil S-1 ITN Malang. Kika: Ray Bara, Julia Dody, dan Agni Pembayun Habib Junaidi usai mendapatkan juara harapan 2 2 Fondasi Balsa Bridge Competition UNS 2023. (Foto: Istimewa)


Malang, ITN.AC.ID – Tim Spectra Penalaran, Teknik Sipil S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang meraih juara harapan 2 Fondasi Balsa Bridge Competition (FBBC), di Universitas Sebelas Maret (UNS) 2023. Mereka adalah: Agni Pembayun Habib Junaidi (angkatan 2020), Julia Dody (angkatan 2021), dan Ray Bara (angkatan 2021).

FBBC merupakan salah satu cabang kompetisi Fondasi Days 2023 yang diadakan oleh mahasiswa Diploma Sipil Sekolah Vokasi UNS Surakarta. Merupakan kompetisi yang memperlombakan desain, analisis struktur, dan pelaksanaan jembatan. Kompetisi ini disajikan dalam bentuk portofolio berupa jembatan dengan material kayu balsa.

Agni Pembayun Habib Junaidi mengatakan, kompetisi tingkat nasional ini diadakan pada 17 Maret 2023 lalu. Diikuti oleh 122 tim atau 366 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Baca Juga : I Putu Hendra Wijana Rancang Ulang Jembatan Besuk Kobokan Tipe Pelengkung

“Kompetisi diadakan secara luring di kampus UNS, dan diikuti kampus seluruh Indonesia,” ujar Agni saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp beberapa waktu lalu.

Menurut Agni, pada tahap awal semua tim diharuskan membuat maket dari material kayu balsa. Kemudian dikirim ke panitia yang akan melakukan check in jembatan. Lalu jembatan akan diuji menggunakan beban berupa plat hingga jembatan hancur.

Agni Pembayun Habib Junaidi ketua Tim Spectra Penalaran Teknik Sipil S-1 ITN Malang menerima piala dan penghargaan juara harapan 2 2 Fondasi Balsa Bridge Competition UNS 2023. (Foto: Istimewa)

“Dari uji beban tersebut jembatan yang memiliki efisiensi tertinggi akan dipilih menjadi finalis. Setelah lolos ke tahap final, peserta diminta membuat proposal, dan dipresentasikan di hadapan juri secara langsung di kampus UNS,” imbuhnya.

Kompetisi kali ini mengangkat tema Building Innovative, Strong, and Lightweight Bridge Towards Indonesian Golden Age. Peserta akan disaring dan diambil 10 finalis yang akan mempresentasikan hasil karyanya. Fondasi Balsa Bridge Competition ini merupakan sarana bagi mahasiswa untuk berinovasi sehingga nantinya inovasi-inovasi tersebut diharapkan mampu menjadi problem solving di masyarakat.

Jembatan Tim Spectra Penalaran didesain menggunakan tipe jembatan truss (rangka batang). Kelebihan dari jembatan truss adalah sangat kuat, pada aplikasinya dapat menggunakan berbagai material sekaligus, mampu bertahan dalam kondisi ekstrim, dan bernilai ekonomis.

“Jembatan model truss yang kami desain tergolong jembatan yang minim rangka, ringan, minim biaya, namun kuat, dan mampu menahan beban hingga 68 kg (setelah diuji). Hal ini juga yang menjadi keunikan jembatan yang kami buat. Untuk mendapatkan desain yang kami inginkan, kami harus melakukan beberapa kali trial. Hingga jembatan memenuhi kriteria tersebut (minim rangka, ringan, minim biaya, dan kuat),” jelas Agni.

Baca juga : KKN Tematik ITN Malang Sukses Paparkan Pengembangan Wisata Dua Desa di Bangkalan

Untuk satu kali membuat desain/maket jembatan truss mereka menghabiskan biaya sekitar 15 ribu rupiah. Dengan ukuran tinggi jembatan 10 cm, lebar 7 cm, panjang 38 cm dan mampu menahan beban 68 kg.

“Semoga kedepannya semakin banyak mahasiswa ITN Malang khususnya mahasiswa teknik sipil yang mengikuti lomba untuk meningkatkan jiwa kompetisi. Ini sangat berguna kelak saat kami benar-benar terjun ke masyarakat. Sekaligus dengan mengikuti event  lomba antar teknik sipil akan meningkatan solidaritas teknik sipil se-Indonesia,” tandasnya. Tim Spectra Penalaran dibimbing oleh Hadi Surya Wibawanto Sunarwadi, ST., MT. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

    2 Comments

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023