Back

Raih IPK 4, ASN Kota Bontang jadi Lulusan Terbaik Magister Teknik Sipil ITN Malang

Edi Suprapto lulusan terbaik Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, ITN Malang pada wisuda ke 70 ITN Malang tahun 2023. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi menjadi dambaan semua mahasiswa. Seperti halnya IPK yang diraih oleh Edi Suprapto wisudawan Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Edi yang ikut diwisuda pada wisuda ke 70 ITN Malang tahun 2023 lalu berhasil meraih IPK 4.00.

Edi Suprapto merupakan aparatur sipil negara (ASN) Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur dengan jabatan Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum dan SDA, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kota Bontang. Edi memilih melanjutkan studi pada Magister Teknik Sipil di ITN Malang karena ketertarikannya untuk memperdalam ilmu terkait bangunan dan konstruksi.

“Saya sangat tertarik dengan ilmu struktur dan konstruksi bangunan. Saya ingin juga mempelajari berbagai software yang digunakan untuk mendesain dan menentukan struktur dan konstruksi suatu bangunan,” ujar Edi. Menurutnya peluang kerja para lulusan teknik sipil sangatlah luas. Apalagi saat ini Indonesia sedang giat-giatnya membangun, dimana keahlian lulusan teknik sipil sangat dibutuhkan.

Baca Juga : Guru SMA Nasional Malang jadi Wisudawan Terbaik Magister Teknik Industri ITN Malang

Pada tesisnya Edi mengangkat judul Model Fisik Pengolahan Air Limbah Domestik dan Air Hujan Menggunakan Filter Bertingkat Menjadi Air Bersih Pada Lokasi Danau Bukit Sekatup Damai di Kota Bontang. Kebutuhan air bersih Kota Bontang mencapai 632,10 liter/detik dengan jumlah penduduk tahun 2022 adalah 185.251 jiwa (BPS Kota Bontang, 2022).

Saat ini pemenuhan air bersih di Kota Bontang dipenuhi oleh Perumdam Tirta Taman Kota Bontang. Sumber air baku yang digunakan adalah sumur dalam dikarenakan belum adanya sumber air baku permukaan di Kota Bontang. Hal ini mengakibatkan sistem pelayanan belum optimal karena terdapat beberapa lokasi yang terlayani air bersih hanya selama 19 jam/hari dengan jumlah pelayanan 31.347 unit SR (sambungan rumah). Minimnya ketersediaan air baku untuk pemenuhan layanan air bersih jangka pendek 1-2 tahun belum tersedia karena hanya mengandalkan deep well.

Pengambilan contoh air kolam dari genangan air hujan untuk penelitian. (Foto: Istimewa)

“Namun, terjadi penurunan kualitas air baku di beberapa sumur yang disebabkan oleh faktor alam, dan mengalami penurunan kualitas level air. Untuk saat ini sedang dalam proses pengkajian terkait alternatif sumber air baku permukaan jangka menengah dan panjang,” jelas Edi.

Menurut Edi, di danau Bukit Sekatup Damai, Kota Bontang terdapat ketersediaan air yang berpotensi dapat dikelola untuk memenuhi cakupan pelayanan air bersih daerah perumahan. Ini bisa mengurangi penggunaan sumber air baku dari sumur dalam. Namun, selama ini belum termanfaatkan, dan hanya menjadi tampungan. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan kajian terkait alternatif secara berkelanjutan dalam upaya pemenuhan krisis air bersih di Kota Bontang. Caranya dengan pemanfaatan potensi air limbah domestik sisa buangan rumah tangga (grey water), dan air hujan yang cukup tinggi menjadi air bersih.

“Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas model fisik pengolahan grey water, dan air hujan menggunakan filter bertingkat menjadi air bersih. Sehingga menjadi alternatif air baku untuk menangani krisis air pada lokasi danau Bukit Sekatup Damai di Kota Bontang,” bebernya.

Baca juga : ITN Malang Bentar Lagi Buka Program Doktor Manajemen Rekayasa

Pengamatan dilakukan terhadap variabel variasi kadar PAC dan Natrium karbonat dan variasi ketebalan pasir terhadap parameter kualitas air yang terdiri dari pH, kekeruhan, TDS (total dissolved solid), warna, dan total coliform. Teknik pengolahan yang diterapkan terbukti mampu merubah limbah grey water, dan air hujan menjadi air bersih kelas II, berdasarkan parameter kualitas air yang diamati.

“Kesimpulannya dari hasil skala model pengolahan grey water, dan air hujan dapat diolah menjadi air bersih sesuai baku mutu kelas II,” simpulnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023