Peduli Kasih Rukun Ibu ITN Malang Kunjungi Yayasan “Kisah Nyata dan Jeritan Hati”
Ketua Rukun Ibu ITN Malang, Ratih Cahya Ratri Pribadi, SP., M.P., (kemeja putih belakang), bersebelahan dengan Saiful Bahri, pengurus Yayasan Peduli Kasih KNDJH foto bersama anggota Rukun Ibu dan para lansia. (Foto: Mita/Humas Rukun Ibu ITN Malang)
Malang, ITN.AC.ID – Memperingati Hari Ibu 2023, Rukun Ibu Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mengunjungi Yayasan Peduli Kasih KNDJH, sebuah panti untuk lansia di bilangan jalan Muharto Gg VB No 36 Kotalama, Kota Malang, pada Jumat (19/01/2024). Dalam kunjungan tersebut Ketua Rukun Ibu ITN Malang, Ratih Cahya Ratri Pribadi, SP., M.P., menyerahkan langsung bingkisan donasi dari sivitas akademika, anggota rukun ibu, dan karyawan purna tugas.
Ratih menyampaikan rasa terima kasihnya karena Rukun Ibu ITN Malang sudah diberi kesempatan untuk bisa bersua dengan para lansia, dan ikut memberikan sumbangsih berupa materi yang dibutuhkan. Donasi yang terkumpul berupa uang tunai, bahan pokok, peralatan mandi, obat-obatan, camilan untuk lansia, pampers lansia, dan pakaian.
Baca juga : Peringati Hari Anak, Rukun Ibu ITN Malang Selenggarakan Bincang Pakar tentang Parenting di Era Digital
“Kami berterima kasih kepada pihak yayasan yang telah menerima kami, dan mohon maaf jika sumbangsih berupa materi dari kami tidak seberapa. Jangan dilihat nominalnya, namun niat tulus kami untuk berbagi bersama dengan para oma opa di sini,” papar Ratih.
Yayasan Peduli Kasih KNDJH (Kisah Nyata dan Jeritan Hati) demikian panti ini disebut merupakan sebuah shelter (rumah penampungan, red) bagi mereka yang menua, papa, dan sebatang kara. Saiful Bahri yang beristrikan seorang mantan TKW, Nur Miftahul Jannah, pendiri yayasan ini menuturkan, total ada 28 lansia yang ditampung, 12 diantaranya adalah perempuan.
Ketua Rukun Ibu ITN Malang, Ratih Cahya Ratri Pribadi, SP., M.P., saat menyapa salah satu lansia di Yayasan Peduli Kasih KNDJH, Kota Malang. (Foto: Mita/Humas Rukun Ibu ITN Malang)
Tidak semua lansia yang dirawat mampu melakukan aktivitas fisik secara mandiri. Mereka yang mempunyai keterbatasan fisik (hanya bisa berbaring dan duduk) ditempatkan di bangsal bagian atas. Sedangkan yang bisa beraktivitas secara mandiri, ditempatkan di bangsal bagian bawah. Area bawah ini mengusung konsep open green space (ruang hijau). Dimana di tengah-tengah bangunan terdapat ruang hijau terdiri dari taman, dan tempat terbuka untuk olahraga.
“Kami memang hanya menerima lansia dengan profile tertentu. Yaitu mereka yang terlantar dan tinggal di jalan (98 persen). Bahkan ada satu dari lansia yang kami tampung sempat tinggal di hutan sendirian. Kami mendapatkan informasi terkait lansia tersebut dari masyarakat yang menemukannya,” tutur Saiful.
Baca juga : Kunjungi Panti Asuhan, Himpunan Mahasiswa ITN Malang Kenalkan Arsitektur Lewat Mewarna
Dengan luasan lahan yang memadai, fasilitas KNDJH yang dibangun cukup lengkap. Tersedia bangsal/ruang kamar yang nyaman, ruang terbuka hijau, dapur, taman bermain, klinik, laundry room, tempat ibadah, kantin sekaligus ruang makan dan hiburan, mess untuk karyawan, dan juga kantor. Semua kegiatan di panti dipantau CCTV 24/7. Untuk darurat kesehatan disediakan pula ambulan yang beroperasi 24 jam. Meskipun mayoritas lansia adalah muslim, pengurus tetap mengakomodasi lansia nasrani yang ingin beribadah ke gereja.
Masih menurut Saiful, selain tujuh orang pengurus tetap untuk merawat ke 28 lansia pihaknya banyak dibantu oleh relawan dari masyarakat sekitar, siswa PKL dari SMK Kesehatan, dan juga mahasiswa yang melakukan pengabdian pada masyarakat. Mereka (para relawan) diberikan pembekalan dan pelatihan singkat untuk merawat lansia. Meskipun di usia lanjut para lansia tetap diberikan kesempatan untuk berkegiatan secara positif dengan menjadwalkan beberapa agenda rutin yaitu jalan sehat, senam, berjemur, kegiatan rohani (talil, mengaji, dll), cek kesehatan (gula darah, kolesterol, asam urat) dan juga pemeriksaan TTV. (Rini Anjarwati/Humas Rukun Ibu ITN Malang)