Back

Ahmad Fahrudi Setiawan, Doktor Bidang Medical Technology ITN Malang Deteksi DBD pada Anak Menggunakan Artificial Intelligence

Dr. Ahmad Fahrudi Setiawan, S.Kom., MT., Doktor Medical Technology, Prodi Teknik Informatika S-1, ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)


Malang, ITN.AC.ID – Dr. Ahmad Fahrudi Setiawan, S.Kom., MT., dosen Teknik Informatika S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) berhak menyandang Doktor Medical Technology. Gelar ini diperolehnya setelah lulus doktoral dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Minat Teknologi Kedokteran, Jurusan Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya akhir tahun 2023 lalu.

Mr. Fah, sapaan akrab Ahmad Fahrudi Setiawan berhasil membuat inovasi untuk mendeteksi secara dini infeksi demam dengue (DBD) seperti pada judul disertasinya: “Deteksi Demam Dengue pada Anak Menggunakan Artificial Intelligence Berbasis Digital Image Processing pada Apusan Darah”.

“Saat ini, tingginya kasus kematian demam berdarah di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Brazil. Seharusnya kasus kematian ini bisa dihindari kalau deteksi dini DBD dapat dilakukan. Jika diketahui dengan cepat dan pasti bahwa anak tersebut mengidap DBD, maka penanganan dan prognosis oleh tenaga kesehatan akan mudah dan lebih baik,” ungkap Mr. Fah.

Sayangnya, banyak anak dengan infeksi DBD tidak diketahui karena underdiagnosis atau diketahui tapi sudah masuk masa kritis. Kasus seperti ini karena pada umumnya dokter melakukan penegakan diagnosa DBD menggunakan bantuan hitung darah lengkap di laboratorium. Cara ini murah dan mudah, akan tetapi harus pada hari ketiga keatas untuk mendapatkan kepastian. Padahal dihari demam keempat bisa jadi pasien sudah mengalami masa kritis yang dapat berujung kematian.

Baca juga : ITN Malang Bentar Lagi Buka Program Doktor Manajemen Rekayasa

“Sebenarnya ada pemeriksaan demam dengue yang bagus seperti NS1 anti dengue, dan Igm-IgG anti dengue. Sayangnya pemeriksaan ini jarang dipakai dokter di Indonesia. Selain karena mahal, alat tersebut juga tidak tersedia di semua layanan kesehatan,” lanjutnya.

Hal ini menimbulkan keprihatinan Mr. Fah. Ia berinovasi menciptakan alat deteksi demam dengue yang bisa mendeteksi dihari keberapa pun demam (yang sangat dibutuhkan adalah pemeriksaan dini). Memiliki keakuratan yang tinggi, dengan akurasi mendekati pemeriksaan NS1 anti dengue, serta harga terjangkau, dan dapat di implementasikan di seluruh layanan kesehatan di Indonesia.

Dr. Ahmad Fahrudi Setiawan, S.Kom., MT., (tengah diapit keluarga) usai ujian disertasi di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran, Minat Teknologi Kedokteran, Jurusan Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya. (Foto: Istimewa)

Inovasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan ratusan sampel darah suspected demam dengue, ada yang positif ada yang negatif. Data ini di digitalisasi ke dalam komputer dan selanjutnya di extraksi fiturnya menggunakan beberapa algoritma dalam digital image processing seperti jumlah trombosit, jumlah leukosit, jumlah immature platelet, dan jumlah limfosit plasma biru. Selanjutnya data disimpan ke dalam cloud computer. Untuk kontrol kebenaran positif atau negatif demam dengue, Mr Fah menggunakan pemeriksaan NS1 anti dengue dan IgM-IgG anti dengue.

Mr. Fah menjelaskan cara kerja sistemnya. Jika ada pasien baru suspected demam dengue cukup diambil darahnya, diapus di atas preparat, dan dimasukkan ke dalam sistem deteksi dini demam dengue secara online. Selanjutnya menggunakan artificial intelligence sistem akan mencari gambaran darah ini dekat dengan yang positif demam dengue, atau lebih dekat dengan yang negatif demam dengue. Jika jumlah trombosit, leukosit, immmature platelets, dan limfosit plsma birunya dekat dengan gambaran demam dengue, maka dia positif demam dengue, begitu juga sebaliknya.

Dari hasil penelitiannya didapat akurasi sistem sebesar 94.44 persen, sensitivitas sistem sebesar 100 persen, dan spesifisitas sistem sebesar 87.50 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat deteksi dini demam dengue menggunakan artificial intelligence berbasis digital image processing pada apusan darah dapat digunakan menjadi solusi alternatif yang baik untuk deteksi dini demam dengue yang mudah, murah, cepat, dan tepat.

Menurutnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu menit untuk mendeteksi. Metode ini lebih spesifik lagi dibandingkan dengan NS1 anti dengue, dengan akurasi yang hampir sama, serta terpercaya. Ini memang masih prototipe sehingga kedepannya masih diperlukan tambahan data lagi.

Baca juga : Dosen Pascasarjana ITN Malang Raih Sertifikat dan Medali ASEAN Eng

“Harapannya, sistem deteksi dini ini akan mendukung diagnosa dokter untuk demam dengue menjadi lebih cepat, jangkauan lebih luas, dan dapat dioperasionalkan dengan mudah oleh tenaga kesehatan di seluruh layanan kesehatan di Indonesia. Teknologi informatika memang berkembang pesat khususnya dalam mendukung teknologi kedokteran,” kata alumnus S-1 STIKI Malang ini.

Dari disertasinya Mr. Fah menghasilkan empat luaran, yakni 2 jurnal internasional di Journal of Medicinal and Chemical Sciences, dan Bali Medical journal. Serta 2 International Conference di IcoMelisa dan IcemIT 2023. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)

Copyright - PERKUMPULAN PENGELOLA PENDIDIKAN UMUM DAN TEKNOLOGI NASIONAL - ITN MALANG - Powered by - PUSTIK 2023